Terakhir diperbarui 4 Agustus, 2022
Layar.id – Bohemian Rhapsody, film biografi Freddie Mercury dan band musik Queen, ‘menggema’ di bioskop China pada Jumat (22/03) lalu. Nyatanya, film ini tidak ditayangkan utuh di bioskop negara bambu tersebut. Terjadi pemotongan beberapa scene dengan durasi sekitar 2 menit, yang mengandung konten LGBT dan penyebutan kata ‘gay‘.
BOHEMIAN RHAPSODY
Film ini berhasil mendapatkan empat piala dalam gelaran Oscar ke-91. Piala yang diperoleh meliputi kategori best actor, best film editing, best sound editing dan best sound mixing.
Meski demikian, Bohemian Rhapsody tidak dapat tayang sebagaimana durasi aslinya di negara China. Durasi film berkurang karena adanya pemotongan beberapa scene yang dianggap menggambarkan perilaku seksual yang menyimpang.
Pada tahun 2016, lembaga sensor China melarang penggambaran ‘perilaku seksual yang tidak normal’, termasuk hubungan gay dan lesbian di acara televisi maupun online.
Tak hanya pemotongan video, beberapa istilah tentang orientasi seksual juga diubah terjemahannya. Walaupun ada pengubahan arti dan pemotongan video, tetapi kebanyakan penonton Tiongkok dapat menyimpulkan orientasi seksualitas Freddie Mercury.
Baca : Miracle In Cell No.7 Akan Dibuat Versi Indonesia
CERITA
Film ini berfokus pada sosok penyanyi sekaligus penulis lagu legendaris, Freddie Mercury. Mulai dari bergabungnya Freddie dalam band, awal merintis popularitas, kontroversi percintaan, dan permasalahan yang muncul diantara personel Queen, semua menjadi bagian dalam film ini.
Film yang disutradarai oleh Dexter Fletcher ini dibintangi oleh Rami Malek sebagai Freddie Mercury. Ada pula kekasihnya, Mary, diperankan oleh Lucy Boynton. Bintang-bintang lain, seperti Gwilym Lee, Ben Hardy, Joseph Mazello, dan Allen Leech juga turut terlibat dalam film ini.
Baca : Dora the Explorer akan Ada Live Actionnya
REAKSI
Film ini mendapat angka 9.6 dari Maoyan, sebuah situs tiket film dan ulasan di China. Bahkan di Douban, situs serupa, dengan ulasan yang lebih berhati-hati, Bohemian Rhapsody mendapat angka 8.7. Kehadiran film ini memicu diskusi online yang panas tentang keakuratan historis kisah Freddie.
Kendati demikian, banyak yang memuji efek suara yang membentuk harmoni yang membuat penonton merasakan konser musik Queen klasik pada tahun 1985. Tak dapat dimungkiri bahwa adegan konser itu menimbulkan perasaan kagum sekaligus haru bagi penonton.
Dalam box office, film ini awalnya menduduki posisi keempat sejak dirilis. Hitungan terbaru pada Senin (25/03) menunjukkan posisinya naik satu tingkat, ke peringkat tiga.
Sebagai penonton film yang baik, selayaknya kita menjadi bijak dalam menangkap pesan yang berusaha disampaikan para sineas.
Baca : To Kill A Mockingbird Kembali ke Layar Lebar
Sumber : berbagai sumber
Foto : berbagai sumber
Karya yang dimuat ini adalah tanggungjawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi layar.id.