Layar.id – Film dokumenter merupakan salah satu jenis film yang cukup banyak peminatnya. Dengan mengangkat isu-isu yang riil serta narasumber yang biasanya langsung terlibat pada kejadian, film ini selalu menjadi hiburan tersendiri. Namun, tidak semua film dokumenter bisa menjadi hiburan. Dokumenter dengan tema yang cukup ekstrim biasanya justru menghadirkan suasana yang mencekam. Itulah yang berusaha dokumenter berjudul Breads And Roses tampilkan.
Dengan latar belakang suasana di Afghanistan pasca Taliban kembali berkuasa, tentu sudah terbayang muramnya tema dari film ini. Pun dengan sorotan utama tiga orang perempuan dan perubahan dalam kehidupan mereka pasca kembalinya Taliban. Dokumenter inipun menceritakan bagaimana mereka berjuang dalam menjalani kehidupan ‘baru’ mereka.
Baca juga: Pemeran Film Possession Indonesia – Remake Dari Film Terkenal
Jennifer Lawrence dan Sahra Mani akan terlibat dalam kapasitas berbeda. Lawrence, melalui rumah produksi miliknya, Excellent Cadaver, akan bertindak sebagai produser. Sementara Mani akan menjadi sutradara untuk film ini. Sebelumnya, Mani merupakan sutradara dari film A Thousand Girls Like Me. Film tersebut sama-sama dokumenter dan tentang wanita dari Afghanistan, namun dengan isu berbeda. Dengan film tersebut meraih banyak perhatian, tentu Mani diharapkan bisa kembali membawa sentuhan emasnya pada film Breads And Roses.
Film ini sendiri sudah menjalani premiere pada Festival Film Cannes, dua minggu silam. Sejauh ini belum ada rencana kapan film ini akan rilis di bioskop ataupun layanan streaming.
Sinopsis Film Breads And Roses
Film dokumenter Breads And Roses mengikuti kehidupan tiga perempuan Afghanistan dalam beberapa minggu setelah Taliban kembali berkuasa pada tahun 2021. Perubahan serta perjuangan mereka akan terekam jelas dalam film ini sebelum dan sesudah Taliban kembali.
Tiga perempuan yang menjadi tokoh utama dalam film ini adalah Zahra, Taranom, dan Sharifa. Zahra adalah seorang wanita muda yang bekerja sebagai jurnalis sebelum Taliban mengambil alih kekuasaan. Sekarang, ia dipaksa untuk tinggal di rumah dan tidak dapat pergi tanpa pendamping laki-laki. Taranom adalah seorang ibu yang mencoba mencari cara untuk menyokong keluarganya setelah suaminya tewas oleh Taliban. Sharifa adalah seorang guru yang tidak lagi bisa mengajar karena ia seorang perempuan.
Baca juga: Profil Brianna Simorangkir – Penyanyi Juga Aktris Cantik Indonesia
Film ini mengikuti perjuangan ketiga wanita tersebut dalam menyesuaikan diri dengan kehidupan di bawah pemerintahan Taliban. Mereka menghadapi banyak tantangan, termasuk kehilangan pekerjaan, tidak dapat pergi ke sekolah atau bekerja, dan rasa takut akan kekerasan yang konstan. Meskipun menghadapi tantangan tersebut, para perempuan dalam film ini tidak pernah kehilangan harapan. Mereka terus berjuang untuk hak-hak mereka dan masa depan yang lebih baik bagi Afghanistan.
Breads And Roses adalah film yang kuat dan mengharukan yang memberikan suara kepada perempuan-perempuan Afghanistan. Ini mengingatkan akan pentingnya hak asasi manusia dan perlunya berjuang untuk kesetaraan bagi semua orang.
Sumber: Variety, Cannes Film Festival
Foto: Cannes Film Festival
Karya yang dimuat ini adalah tanggungjawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi layar.id.