Last updated on 10 Mei, 2022
Layar.id – Entah apa yang saya harapkan ketika menonton The Lion King. Film-film adaptasi live action Disney sebelumnya cenderung tidak memiliki standar baku. Oleh sebab itu, ketika diumumkan bahwa The Lion King akan menggunakan teknologi yang membuat para binatang tampil serealistis mungkin, saya menanti untuk terpukau.
ADAPTASI
The Lion King menceritakan kisah Simba (JD McCleary dan Donald Glover) yang digadang-gadang sebagai pengganti ayahnya, Mufasa (James Earl Jones), sebagai Raja Pride’s Land. Jalan Simba menjadi raja tidak mulus karena pamannya Scar (Chiwetel Ejiofor) menginginkan tahta dan rela melakukan segala cara untuk menyingkirkan Simba dari kerajaan. Dibantu oleh teman masa kecilnya Nala (Beyonce Knowles) dan asisten setia Zazu (John Oliver), Simba berusaha merebut kembali takdirnya.
Sebagai film hiburan keluarga, The Lion King tidaklah mengecewakan. Hanya saja jangan berharap lebih dari sebuah adaptasi live action yang setia, bahkan terlalu. Plot film yang persis sama dengan versi animasi tidak memperkaya pengetahuan mengenai latar belakang para karakter. Contohnya, hubungan Mufasa dan adiknya Scar seharusnya dapat digali lebih dalam, sehingga ketika kudeta terjadi tidak hanya terasa datar.
Baca: “The Little Mermaid” Inginkan Harry Styles Sebagai Pangeran Eric
Tambahan waktu hampir 30 menit dari film animasi aslinya banyak diisi oleh rangkaian pemandangan alam dan penghuni bebasnya. Hal ini membuat The Lion King tampak seperti film dokumenter di beberapa kesempatan. Pilihan sutradara Jon Favreau ini memang terlihat indah dari sisi teknis, namun membuat film terkesan kurang berisi.
Baca: Telah Rilis Trailer Pertama “The King’s Man”
Keputusan untuk membuat para binatang tampil serealistis mungkin ternyata menyulitkan untuk menangkap emosi para karakter yang tampil di layar. Oleh sebab itu, kehadiran tokoh comic relief dalam wujud Pumbaa (Seth Rogen) dan Timon (Billy Eichner) cukup menyegarkan suasana. Kemunculan kedua karakter ini sangat terasa karena penonton dapat merasakan humor yang ada.
Secara keseluruhan, The Lion King adalah film keluarga yang menawarkan rangkaian adegan alam Afrika yang indah dibalut teknologi perfilman tingkat tinggi. Hal ini sangat memuaskan bila kita menilai film hanya dari sisi teknis belaka. Namun, tidak adanya hal baru dari sisi cerita maupun sulitnya melihat emosi para karakter sepanjang film membuat The Lion King kurang sukses menonjolkan diri di antara film-film adaptasi live action Disney.
Baca: Trailer Mulan Menampilkan Drama Peperangan dan Keluarga
Sumber: berbagai sumber
Foto: berbagai sumber
Karya yang dimuat ini adalah tanggungjawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi layar.id.