Connect with us

Hi, what are you looking for?

Film Indonesia

Yuk Kenalan dengan Wiji Thukul, Sosok Utama di Film Istirahatlah Kata-Kata

Terakhir diperbarui 26 September, 2017

Kenalkah kamu dengan sosok Wiji Thukul? Ia merupakan sosok aktivis penentang rezim orde baru yang hilang sejak tahun 1998 silam. Baru-baru ini, kisah hidupnya diangkat lewat film Istirahatlah Kata-Kata. Mau tau lebih jauh mengenai sosok Wiji Thukul? Yuk kenalan lebih jauh!

Film Istirahatlah Kata-Kata yang mengisahkan tentang kehidupan Wiji Thukul, seorang penyair dan aktivis yang menentang pemerintah Orde Baru, merupakan salah satu film Indonesia yang sukses menyabet berbagai nominasi dan penghargaan.

Di Indonesia sendiri film ini sudah lebih dulu diputar di bioskop tertanggal 19 Januari 2017 lalu setelah sebelumnya wara-wiri di beberapa festival film seperti NETPAC Asian Film Festival 2016 di Yogyakarta, Locarno, Manila, Hamburg, Vladivostok, Busan dan Nantes.

Wiji Thukul

Hebatnya lagi film ini menyabet penghargaan khusus dalam International Film Festival ‘Love Is Folly’ yang digelar di kota Varna, Bulgaria dan pemenang kategori Film Panjang Non-Bioskop Terbaik dalam ajang Apresiasi Film Indonesia 2016. Film ini juga masuk sebagai nominasi di Festival Film Indonesia 2016 untuk kategori sutradara dan penulis skenario asli terbaik.

Lantas siapakah sosok Wiji Thukul yang menjadi tokoh utama dalam film yang berhasil menyabet penghargaan tertinggi kedua setelah Grand Prix Award ini? Simak ya!

Sosok Wiji Thukul

Wiji Thukul (istimewa)

Pria yang lahir di Surakarta pada tanggal 26 Agustus 1963 ini bernama asli Widji Widodo. Namun lebih dikenal dengan nama Wiji Thukul.

Sejak SD kecintaannya terhadap puisi sudah terlihat jelas. Kemudian saat beranjak SMP, Wiji  mulai tertarik pada dunia teater. Ia tercatat pernah keluar masuk kampung dengan mengamen puisi bersama kelompok Teater Jagat.

Menyambung Hidup dengan Kerja Serabutan

Hidup di zaman setelah kemerdekaan tidak serta merta membuat segalanya mudah. Wiji bahkan pernah bekerja apa pun dari berjualan koran, calo karcis bioskop hingga tukang pelitur di perusahaan mebel demi menyambung hidup.

Kritis dan Aktif Berdemo

Wiji Thukul Sebelum Dinyatakan Hilang

Wiji bukan lah penyair yang mendayu-dayu. Ia sangat kritis terhadap rezim Soeharto kala itu. Wiji merasa bahwa pemerintah bertindak tidak adil. Penguasa terlalu semena-mena. Hingga akhirnya Wiji meyuarakan pendapatnya melalui perlawanan. Dengan lantang ia teriakan puisi yang ditulisnya dalam setiap demonstrasi.

Wiji tercatat pernah memimpin aksi demo menentang aksi pencemaran lingkungan yang dilakukan oleh salah satu perusahaan tekstil , aksi demo petani di Ngawi, dan demo terhadap PT Sritex.

Luka Akibat Demo

Demo-demo yang pernah diikutinya membuahkan luka pada tubuh Wiji. Pukulan demi pukulan oleh aparat kerap ia rasakan. Yang paling parah ialah saat ia menderita luka di mata bagian kanan setelah dihajar aparat saat demo di PT Sritex.

Tak peduli sesakit dan seperih apa luka pada tubuhnya, Wiji terus berjuang menyuarakan keadilan. Semangat perlawanannya begitu menggebu.

Dituding Sebagai Perusuh

Tragedi Berdarah 96

Wiji bersama beberapa aktivis lainnya dicap sebagai dalang kerusuhan Juli 1996. Ia pun ditetapkan sebagai tersangka. Wiji dan rekannya kemudian melakukan pelarian ke Pontianak. Setelah 8 bulan menetap Wiji memilih untuk hidup nomaden. Berpindah dari satu tempat ke tempat lain, bahkan ia tak masalah jika harus tinggal dengan orang asing.

Buronan

Penderitaan Wiji tak sebatas pelarian demi pelarian. Status barunya sebagai buronan memang membuatnya merasakan ketakutan. Hidupnya seakan dikejar-kejar. Ia pun harus rela bergonta-ganti identitas demi mengelabui petugas kala itu. Namun gairahnya terhadap puisi dan semangatnya terhadap keadilan tidaklah padam. Dalam pelariannya, Wiji terus menulis puisi. Ia bahkan sempat menelurkan beberapa cerpen dengan nama pena.

Hilang dan Tak Ditemukan

Aktivis Hilang

Semangat dan keberanian Wiji tak pernah hilang. Hingga pada akhirnya Wiji hilang. Aktivis tersebut diduga diculik. Maklum saja peristiwa berdarah 98 memang menyimpan luka mendalam. Tak hanya aktivis, banyak mahasiswa dan warga yang menjadi korban penculikan dan pembunuhan.

Puisi yang Mengobarkan Semangat Perjuangan!

Dari banyaknya puisi yang ditulis Wiji, ada beberapa puisi yang begitu menggetarkan.

PERINGATAN

Jika rakyat pergi
Ketika penguasa pidato
Kita harus hati-hati
Barangkali mereka putus asa

Kalau rakyat bersembunyi
Dan berbisik-bisik
Ketika membicarakan masalahnya sendiri
Penguasa harus waspada dan belajar mendengar

Bila rakyat berani mengeluh
Itu artinya sudah gawat
Dan bila omongan penguasa
Tidak boleh dibantah
Kebenaran pasti terancam

Apabila usul ditolak tanpa ditimbang
Suara dibungkam kritik dilarang tanpa alasan
Dituduh subversive dan menganggu keamanan
Maka hanya ada satu kata: Lawan!
(Wiji Thukul, 1986)

(Edit/Claudia)

Karya yang dimuat ini adalah tanggungjawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi layar.id.
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Advertisement
Advertisement
Advertisement

Baca Juga

Film Indonesia

Layar.id – Film horor Indonesia terbaru berjudul “Diwe: Hutan Larangan” akan segera menggebrak layar bioskop pada tanggal 4 Januari 2024. Disutradai oleh Bram Ferino...

Film Asia

Layar.id – Film Invisible Summit ini tayang pada tanggal 27 Oktober 2023 dan memiliki durasi tonton selama kurang lebih 1 jam 29 menit. Film...

Film Asia

Layar.id – Untuk kalian yang suka dengan film China yang berkisah tentang petualangan, perjuangan, dan semangat pantang menyerah. Kalian wajib banget nonton film yang...

Film Indonesia

Layar.id – Industri perfilman Indonesia telah banyak melahirkan genre dan alur cerita yang menarik dengan topik yang beragam. Sebagai contoh banyak film yang mengangkat tema...