Connect with us

Hi, what are you looking for?

Film Indonesia

The Look of Silence : Membongkar Masa Lalu yang sengaja ‘disenyapkan’

sumber : imdb.com

Terakhir diperbarui 21 Februari, 2022

Jakarta, layar.id The Look of Silence ‘Senyap’ merupakan film dokumenter karya sutradara Joshua Oppenheimer asal Amerika Serikat. Film berdurasi sekitar 1 jam 30 menit digarap pada tahun 2010 sampai 2012 di Sumatera. Pemutarannya secara serentak pada 10 Desember 2014 bertepatan dengan peringatan hari HAM sedunia.

“Tahun 1965 dengan memanfaatkan operasi militer G30S sebagai dalih Jendral Suharto menggulingkan Presiden Sukarno. Pendukung Sukarno anggota Partai Komunis, serikat buruh tani serta cendekiawan dituduh terlibat G30S. Dalam satu tahun, lebih dari satu juta ‘komunis’ dibantai dan para pembantai itu masih berkuasa sampai hari ini,” Demikian bunyi dalam pengantar film tersebut.

Film Senyap menyoroti pembantaian tahun 1960-an dengan mengisahkan Adi Rukun, seorang ahli kacamata keliling di Sumatera Utara. Ia mencari tahu latar belakang kakaknya yang tewas dalam pembantaian massal tahun 1960-an. Selain mencari tahu ia juga berani mengkonfrontasi pembunuh kakaknya.

Fakta menarik peredaran film ini sempat menjadi sorotan karena dilarang oleh Lembaga Sensor Film (LSF) sejak 29 Desember 2014. Meskipun begitu, film ini telah diputar di sejumlah festival film ternama dunia, seperti Toronto International Film Festival dan Venice International Film Festival.

Menonton film memberikan gambaran dari dua sisi korban dan para pembunuh yang terlibat dalam pembantaian massal tahun 1965. Selain itu film ini memberikan gambaran sejarah yang selama ini tidak ada dalam pelajaran-pelajaran sekolah.

Baca juga : 5 Film Korea yang Didasarkan Pada Kasus Nyata

Sinopsis The Look Of Silence: ‘Senyap’

Adi Rukun seorang ahli kacamata merupakan adik dari korban pembantaian massal bernama Ramli. Ia mencari tahu latar belakang bagaimana sang kakak di bunuh. Adi beserta  keluarga di cap menjadi  komunis setelah Ramli terlibat dalam pembantaian massal.

Ibunya sangat merindukan sang kakak Ramli namun ia harus menerima kepahitan selama bertahun-tahun tanpa keadilan. Ayah Adi yang sudah lanjut usia mengalami trauma mendalam dan tidak pernah menceritakan kejadian yang menimpa sang kakak Ramli. Adi dan keluarga merupakan salah satu keluarga korban dari pembantaian namun tidak ada yang berani bersuara. Kisah pembantaian dari seluruh keluarga korban sengaja sudah di senyapkan sejak lama.

Film ini dibuka dengan Adi yang sedang menonton televisi melihat cuplikan seorang pria tua menceritakan pembunuhan dengan rasa bangga. Selama menonton cuplikan dokumenter tahun 2003 itu perlahan raut muka Adi berubah. Dengan berkaca-kaca sambil memendam rasa kecewa dan marah melihat para pembunuh yang sudah mati rasa dan menceritakan kembali tanpa ada rasa bersalah.

Joshua dengan kameranya mengikuti Adi melakukan perjalanan di sekitar daerah tempat tinggalnya. Selama memeriksakan mata ia juga melalukan wawancara dengan orang-orang yang terlibat dalam pembantaian massal. Adi berani mendatangi mereka para pelaku pembunuhan massal.

Pria paruh baya bernama Kemat merupakan salah satu korban yang selamat dari pembantaian di Sungai Ular. Ia menceritakan ke Adi bagaimana kakanya di bunuh. Kemat merupakan saksi mata atas kekejaman yang terjadi pada tahun 1960-an, namun saat ini ia membungkam semua dan mengikhlaskan apa yang sudah terjadi.

Adi mendatangi Inong mantan pimpinan pasukan pembunuh tingkat desa. Adi sambil memeriksakan mata dan sambil bertanya apa yang terjadi pada saat pembantaian. Ia menceritakan proses pembunuhan terjadi, tidak sedikit orang yang dianggap komunis mati ditangannya. Ia juga mempercayai meminum darah korban yang ia bunuh membuatnya tidak bisa gila.

Kesimpulan

Pada akhirnya yang digambarkan dalam perjalanan Adi membuka lama kembali. Namun tidak ada satupun yang merasa bertanggung jawab atas kejadian ini. Para pembunuh merasa ini adalah tugas yang harus dijalankan dari atasan. Namun bagi keluarga korban mereka tidak mendapatkan keadilan sama sekali dan terpaksa harus hidup dalam sakit hati mendalam.

Selama ini masih banyak diputar film G30S PKI yang banyak propaganda. Semoga dengan hadirnya Film The Look of Silence membuka wawasan penonton tentang masa kelam Indonesia yang terjadi pada tahun 1965.

sumber dan foto : dari berbagai sumber 

 

 

 

 

Karya yang dimuat ini adalah tanggungjawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi layar.id.
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Baca Juga

Film Asia

Layar.id – Film Invisible Summit ini tayang pada tanggal 27 Oktober 2023 dan memiliki durasi tonton selama kurang lebih 1 jam 29 menit. Film...

Film Indonesia

Layar.id – Sehari lagi kita akan merayakan hari kemerdekaan negara kita yang ke-77. Ada berbagai cara untuk memperingati hari besar Indonesia. Banyak alternatif untuk...

Film

Terakhir diperbarui 7 Maret, 2022 Jakarta, layar.id – India’s Daughter merupakan film dokumenter karya sutradara Leslee Udwin. Film ini menceritakan perempuan India bernama Joyti Sigh yang...

Film Barat

Jakarta, layar.id – The Book Thief merupakan film yang diadaptasi dari novel berjudul sama dari karya Markus Zusak. Film ini berlatar belakang masa Perang...