Connect with us

Hi, what are you looking for?

Film

Kisah Memilukan Joyti Singh dalam Film Dokumenter India’s Daughter

Terakhir diperbarui 7 Maret, 2022

Jakarta, layar.id – India’s Daughter merupakan film dokumenter karya sutradara Leslee Udwin. Film ini menceritakan perempuan India bernama Joyti Sigh yang diperkosa  dan disiksa oleh sekelompok laki-laki tahun 2012. Atas kejadian ini membuat warga India protes dan mengutuk keras perbuatan para pelaku.

Dokumenter ini berdurasi 1 jam pertama kali tayang di New York. Penayangan perdana yang digelar di Baruch College ini dihadiri sejumlah bintang seperti Meryl Streep dan Freida Pinto. Freida Pinto juga memberikan komentarnya ” tidak ada satupun negara di tahun 2015 yang bebas dari kejahatan seksual terhadap perempuan, dan ini tentunya menjadi isu penting”

Rencana awal pemutaran film ini akan ditayangkan di India bertepatan dengan Hari Wanita Internasional. Namun rencana ini gagal karena adanya larangan dari pemerintah India. Pemerintah India melarang pemutaran film ini karena dianggap mencoreng reputasi negara.

Di India perempuan tidak mendapatkan kebebasan banyak larangan yang tidak boleh dilakukan. Bagi masyarakat hal ini sudah mengakar  sejak lama perempuan dan laki-laki tidaklah sama. Pandangan yang harus dilakukan perempuan melakukan pekerjaan rumah, tidak berkeliaran diatas jam set 7 malam. Perempuan yang dianggap cukup umur bisa langsung dinikahkan dengan laki-laki yang umurnya jauh dari perempuan.

Baca : Sinopsis My Nerd Girl: Misteri Meninggalnya Fara

Kehidupan Joyti Singh

Ibu Joyti

Joyti Singh seorang perempuan muda berusia 23 tahun, Ia mempunyai cita-cita sekolah menjadi dokter. Ia meminta kepada orangtua menabung untuk pendidikan Joyti. Namun sang ayah meragukan impian anaknya karena di India sendiri perempuan yang sudah dianggap dewasa akan dijodohkan dan menikah. Namun hal itu tidak berlaku untuk Joyti yang memiliki cita-cita menjadi dokter.

Keluarga Joyti masih tradisional, namun mereka mempunyai pemikiran terbuka. Tahun 2006 sang ibu meminta Satendra untuk menjadi tutor Joyti. Orang tua Joyti rela menjual tanah mereka untuk membiayai pendidikan Joyti. Meskipun begitu yang dilakukan ayah dan ibunya ditentang oleh saudaranya.

Di India sendiri pada masyarakat  sudah melekat anak laki-laki dan perempuan sudah dibedakan sejak mereka lahir. Ketika bayi laki-laki lahir akan dirayakan oleh orangtua, namun akan berbeda ketika bayi perempuan tidak terlalu ada perayaan besar. Hal ini berbeda dengan kedua orang tua Joyti bagi mereka sama saja baik laki-laki maupun perempuan harus tetap dirayakan.

Joyti merupakan mahasiswa kedokteran di Dehradun. Ia berasal dari keluarga kurang mampu, ayahnya hanya seorang buruh di bandara. Sedangkan ia juga harus bekerja paruh waktu untuk membayar biaya asrama. Joyti mempunyai kemampuan bahasa inggris sangat baik, sehingga ia bekerja shift malam di pusat panggilan internasional.

Kejadian 16 Desember 2012

Hari itu Joyti meminta ijin pada ibunya akan pulang terlambat. Ia pergi bersama teman laki-lakinya Arwinda Pratap Pandey (tidak terlibat dalam dokumenter) untuk menonton film bersama. Mereka berdua pulang ke rumah naik bus pribadi bersama enam pria lainnya.

Mukesh salah satu pelaku pemerkosa dan pembunuhan Joyti Singh menjelaskan setelah 15 -20 menit berjalan para pelaku mematikan lampu bus. Pelaku utama Ram Singh mulai memukuli teman Joyti dan bersembunyi di antara kursi bus. Joyti berteriak meminta pertolongan namun pelaku meminta untuk tidak menghentikan bus.

Mereka memukuli Joyti dan menyeretnya ke belakang bus dan mulai memperkosa secara bergiliran. Para pelaku adalah Juvenile, Ram Singh, Vinay Sharma, Pawan, dan Askhay. Setelah melakukan pemerkosaan mereka membuang Joyti di pinggir jalan. Setelah kejadia itu Joyti masih hidup namun ia mengalami luka parah di tubuhnya. Ia di bawa kerumah sakit  namun ia hanya bisa bertahan setelah 13 hari kejadian.

Setelah Kejadian 16 Desember 2012

pada tanggal 17 Desember 2012 terjadi demo besar-besaran menuntut keadilan bagi Joyti. Protes massal dilakukan laki-laki dan perempuan di seluruh India. Para demonstran menuntun keadilan bagi kaum perempuan di India. Tidak hanya itu mereka meminta para pelaku pemerkosa dan pembunuhan Joyti di hukum gantung.

Pelaku bernama Juvenile  merupakan tersangka dengan usia muda 17 tahun. Kasusnya terpisah di dewan peradilan anak. Sementara itu pelaku lainnya di kenai hukuman gantung. Mukesh salah satu pelaku pemerokosa pada saat kejadian itu ia mengendarai bus berhasil di wawancara oleh tim dokumneter.

Tanpa rasa bersalah ia mengatakan “Seorang gadis baik-baik tidak akan berkeliaran pada jam 9 malam”. Bagi Mukesh dan kebanyakan masyarakat India bahwa perempuan mempunyai tugas membersihkan rumah, tidak berkeliaran ke diskotin dan bar. Selain itu perempuan tidak melakukan hal yang salah bertentangan dengan adat istiadat yang ada.

Kesimpulan

Kasus Joyti Singh memicu keras reaksi di India dan internasional ketidakadilan untuk perempuan. Umumnya banyak perempuan di manapun tidak mempunyai kebebasan dalam dirinya. Perempuan lebih harus menjaga etika dan sopan santun dalam berpakaian dan tidak boleh berkeliaran malam hari.  Perempuan lebih bertanggungjawab atas pemerkosaan daripada laki-laki. Menurut sutradara kasus seperti dalam India’s Daughter banyak menyalahkan korban menjadi hal yang lazim di India.

Aktifitas HAM India sudah mulai memperketat hukum pemerkosaan namun itu saja belum cukup. Penting bagi India untuk menetapkan hukum yang efektif. Tidak hanya India namun kasus-kasus seperti ini banyak terjadi di belahan negara manapun. Tidak hanya menerapkan hukumnya saja tetapi melatih para petugas keamanan untuk lebih peka terhadap masalah gender. Maka dari itu para perempuan yang melaporkan menjadi korban kekerasan akan diperlakukan dengan hati-hati dan diberi perawatan.

Harapan dengan film dokumenter ini bisa merubah pola pikir masyarakat  atas kasus kekerasan seksual terhadap perempuan. Bukan dari pihak perempuan yang disalahkan untuk merubah pakaian yang dipakai. Tetapi pola pikir masyarakat khususnya laki-laki untuk bisa menghargai dan menghormati perempuan.

sumber dan foto : dari berbagai sumber 

 

 

 

 

 

Karya yang dimuat ini adalah tanggungjawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi layar.id.
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Baca Juga

Aktor/ Aktris

Layar.id – Film Invisible Summit ini tayang pada tanggal 27 Oktober 2023 dan memiliki durasi tonton selama kurang lebih 1 jam 29 menit. Film...

Film Indonesia

Terakhir diperbarui 21 Februari, 2022 Jakarta, layar.id – The Look of Silence ‘Senyap’ merupakan film dokumenter karya sutradara Joshua Oppenheimer asal Amerika Serikat. Film...