Layar.id – Belakangan ini, kelapa sawit dianggap sebagai biang keladi dari semua kerusakan lingkungan. Kampanye hitam ini sedang banyak disuarakan di berbagai negara, terutama negara-negara Uni Eropa.
Melihat kenyataan tersebut, rumah produksi asal Belanda, Docsfair, berusaha melawan anggapan ini. Lewat film berjudul Human In Oil, Docsfair angkat sisi baik industri kelapa sawit di Indonesia.
Baca: “RoboCop Returns” – Sekuel Langsung Film Original

Docsfair Film Festival
HUMAN IN OIL
Film ini mengambil genre human interest, dengan memperlihatkan bagaimana kelapa sawit mampu mengubah hidup petani kecil di daerah Jambi. Selain itu, dampak bagi petani atas penolakan impor kelapa sawit di Uni Eropa juga turut ditampilkan.
Selain sisi menyentuh hati, Human In Oil juga memberi edukasi kepada penonton, bagaimana pengelolaan industri kelapa sawit. Semua dijalankan secara bertanggung jawab dan ramah lingkungan sesuai standar pemerintah.
Baca: Surabaya Gelar Pemutaran Perdana Film “Eggnoid”

Kelapa Sawit
AWAL MULA
Film ini terealisasi atas ide Andhika Rutten, seorang diaspora Indonesia di Belanda. Ia terinspirasi dari pengalamannya ketika mengikuti kegiatan Regular Oil Palm Course (ROPC) yang diselenggarakan Kementerian Luar Negeri pada 2018 lalu.
ROPC sendiri bertujuan untuk memberi pehamaman yang benar tentang industri kelapa sawit. Peserta yang terdiri dari peneliti, akademisi, dan aktivis lingkungan, difasilitasi untuk berkunjung ke Jambi selama 9 hari. Pengalaman berkesan Andhika ini kemudian divisualisasikan oleh Belgin Inal menjadi sebuah film, Human In Oil.
Baca: Karya Mouly Surya Dilirik Investor Luar Negeri

Wakil Menlu RI, Mahendra Siregar dalam Docsfair Film Festival
PEMUTARAN
Film Human In Oil telah diputarkan dalam gelaran Docsfair International Film Festival di Amsterdam, Belanda, pada Jumat (22/11) lalu. Dengan adanya film ini, masyarakat Belanda dan Eropa diharapkan dapat mempelajari dan memandang isu kelapa sawit secara objektif dari berbagai perspektif.
Gelaran tersebut turut dihadiri oleh Wakil Menlu RI, Mahendra Siregar. Menurutnya, tantangan terbesar saat ini adalah belum adanya kesepahaman di masyarakat.
“Kami tidak bisa mengubah persepsi dalam satu malam. Namun, film ini merupakan langkah awal untuk membangun global understanding secara mendalam,” kata Mahendra.
Baca: Chadwick Boseman Jadi Detektif Dalam “21 Bridges”
Dimulai di Belanda, film Human In Oil akan disebarluaskan ke seluruh dunia, termasuk lewat media sosial. Dengan demikian, pesan film akan mudah tersalurkan kepada masyarakat luas.
Sumber: berbagai sumber
Foto: berbagai sumber
Karya yang dimuat ini adalah tanggungjawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi layar.id.
