Connect with us

Hi, what are you looking for?

Film Indonesia

Film Satria Suguhkan Budaya dan Logat Ngapak Khas Banyumasan

Terakhir diperbarui 26 Agustus, 2023

Rumah produksi Ralia dan Gila Kelapa Pictures akan menyuguhkan keistimewaan dan budaya Banyumas, salah satu kabupaten di wilayah Jawa Tengah melalui film Satria.

Pemeran Satria sendiri dipercayakan pada aktor Yama Carlos. Kabarnya Satria merupakan seorang anak desa yang berjuang untuk hidup lebih baik demi menggapai segala yang dicita-citakannya.

“Saya jadi Satria, anak yang dari kecil hidupnya penuh perjuangan. Dia tidak pernah merasa kasih sayang kedua orang tuanya, tapi semangatnya tinggi dan jiwa nasionalisnya besar serta menghargai jasa pahlawan. Hal itu dibawa sampai dewasa dan meraih kesuksesan,” kata Yama Carlos.

Latar Belakang Film Satria

Jito Banyu, sutradara Satria mengatakan bahwa film besutannya tersebut mengambil latar belakang daerah dan budaya Banyumas. Dalam film ini kental unsur budaya Jawa dan logat ngapak khas Banyumasan. Meski kental unsur daerah, tetapi film ini menonjokan cerita tentang Indonesia itu sendiri.

Para pemain dan kru film Satria

Jito Banyu mengatakan bahwa film Satria ini memperlihatkan rasa nasionalisme yang tinggi, kecintaan terhadap lingkungan, budaya dan kearifan lokal yang dijunjung tinggi. Jito Banyu tak menampik bahwa filmnya tersebut menjadi salah satu sarana promosi pariwisata Banyumas. Hal tersebut turut dibenarkan oleh sang produser.

“Film Satria tidak hanya memunculkan pariwisata Banyumas yang sudah populer seperti Batu Raden dan kuliner khas daerah tersebut, tetapi juga berusaha mengangkat industri pariwisata lain yang ada di sini semisal curug maupun tempat-tempat wisata lain yang belum terekplorasi dengan baik,” kata Syamsul Masdjo Arifin, produser film Satria.

Casting Pemeran di Film Satria Membludak

Masjdo mengungkap bahwa sejak dibuka casting untuk mengisi slot pemeran tambahan banyak sekali warga sekitar yang antusias.

“Pendaftaran castingnya membludak sampai 350 orang dan nanti mengkerucut menjadi 50 orang dan beberapa akan dipilih sesuai kebutuhan film,” katanya.

Yama Carlos sebagai Satria

Antusiasme warga untuk mengikuti casting turut membuat Jito Bayu semakin optimis mengenai film Satria yang digarapnya. Ia berharap bahwa film ini akan sukses di pasaran karena benar-benar menampilkan sesuatu yang lain dari film yang ada.

“Jiwa nasionalisme kita masih tinggi, saya optimis bahwa film ini bisa memberikan hal yang baru untuk Indonesia. Saya mengangkat pariwisata Banyumas dengan perbuatan dan apa adanya serta sungguh-sungguh. Saya mengangkat tokoh anak kecil hidup sederhana yang hidup hanya bersama neneknya, mengaku tidak miskin,” katanya.

Film Satria dapat Dukungan Bupati Banyumas

Bupati Banyumas mengatakan bahwa pihaknya mendukung penuh pembuatan film Satria dengan menggelontorkan dana sebanyak 7 miliar. Dana tersebut didapat dari pengusaha-pengusaha yang berada di Banyumas.

“Dalam membuat film ini kami harapkan kepada pihak terkait jangan setengah-setengah. Filmnya harus bagus dan bisa memberikan pesan moral yang positif dan menginspirasi,” kata Achmad Husein.

Masjdo membenarkan bahwa pihaknya mendapat dukungan dari Bupati Banyumas. Pihaknya menekankan bahwa dana yang diberikan Achmad Husein murni dari pengusaha, bukan kas daerah.

“Kami tidak menggunakan dana APBD ini murni dari pengusaha di Purwokerto dan sekitarnya. Kami tidak bermain politik sekalipun bapak Bupati Banyumas mendukung proses pembuatan film ini,” tegas Masjdo.

Sinopsis Film Satria

Film ini mengisahkan tentang seorang anak bernama Satria yang lahir saat bencana longsor terjadi di daerah Banyumas. Kedua orang tuanya tewas. Satria diasuh dan dibesarkan seorang diri oleh neneknya. Di bawah asuhan sang nenek, Satria tumbuh menjadi pemuda yang gagah dan berani. Ia memiliki jiwa dan semangat patriotisme yang tinggi.

Yama Carlos

Saat kecil, Satria tak pernah absen sekalipun dalam kegiatan pramuka. Kebiasaannya adalah selalu memberi penghormatan pada patung Panglima Besar Jenderal Soedirman. Satria tumbub menjadi anak yang cerda. Ia tercatat sebagai salah satu mahasiswa Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) yang sangat dibanggakan warga Banyumas. Tak hanya itu Satria tergabung dalam tim SAR untuk menyelamatkan penduduk yang tertimpa bencana di Wilayah banyumas dan sekitarnya.

Rencananya film yang turut dibintangi Rianti Catwright, Melayu Nicole dan Jajang C Noer ini akan memulai proses syuting pada bulan November mendatang. Filmnya sendiri direncanakan tayang pada tahun 2018.

Karya yang dimuat ini adalah tanggungjawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi layar.id.
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Baca Juga

Film

Layar.id – Film horor Indonesia terbaru berjudul “Diwe: Hutan Larangan” akan segera menggebrak layar bioskop pada tanggal 4 Januari 2024. Disutradai oleh Bram Ferino...

Film Indonesia

Layar.id – Industri perfilman Indonesia telah banyak melahirkan genre dan alur cerita yang menarik dengan topik yang beragam. Sebagai contoh banyak film yang mengangkat tema...

Film Indonesia

Layar.id – Amazon Prime Video telah memutuskan untuk terus mendukung industri konten lokal dengan mengumumkan rencana peluncuran delapan film Indonesia baru. Dua di antaranya,...

Vidio

Layar.id – Penuh inspirasi, salah satu film indonesia genre drama laga yang berjudul Pengejar Angin ini wajib sobat tonton. Apalagi Qausar Harta Yudana sebagai...