Terakhir diperbarui 16 Juli, 2022
Jakarta, Layar.id – Film 365 Days atau yang biasa dikenal dengan 365 Dni menceritakan tentang seorang wanita yang jatuh cinta kepada seorang mafia yang menculiknya.
Dibintangi Anna-Maria Sieklucka, Michele Morrone, film ini digarap sutradara Barbara Białowąs dan Tomasz Mandes.
Cerita film 365 Days berdasarkan novel 365 dni karangan Blanka Lipińska, yang ikut menjadi penulis skenario bersama Tomasz Klimala, Barbara Białowąs, Tomasz Mandes.
Berawal dari kehidupan Massimo Torricelli yang berubah 180 derajat setelah ayahnya dibunuh oleh lawan bisnisnya dan kemudian ia mengambil alih seluruh bisnis mafia keluarganya di Sisilia, Italia. Massimo adalah anggota mafia yang divisualkan seorang pemuda dan juga tampan.
Film inipun dikenal sebagai film yang menyerupai 50 Shade of Grey (2015) dan bergenre thriller erotis. Meski pada situs rating IMDb film ini mendapatkan rating 3,7/10 namun film ini sangat populer sejak tayang 7 Juni 2020.
Baca juga: Meski Mendapat Rating Buruk, 365 Days: This Day No. 1 di Netflix
Sinopsis 365 Days
Bermula ketika Massimo (Michele Morrone) melihat Laura (Anna-Maria Sieklucka) lima tahun lalu sebelum keduanya benar-benar bertemu. Saat itu, Massimo kagum dengan kecantikan Laura. Namun Massimo dan ayahnya telah menjadi korban dari persaingan mafia dan Laura pun hanya menjadi bayang-bayang dalam mimpi Massimo.
Laura hidup dalam hubungan asmara yang membosankan dengan seorang pria bernama Martin (Mateusz Lasowski). Hubungan intim yang cenderung dingin setiap harinya dengan Martin, meski pria itu melakukan hal tersebut demi kesehatan Laura yang memiliki jantung lemah.
Hingga suatu hari, Laura dan Martin bersama teman-teman mereka pergi berlibur ke Sisilia. Di pulau dan resort yang mewah itulah, Laura bertemu dengan Morrone yang mempunyai karakter kasar dan beringas.
Marrone yang kemudian menculik Laura dan menyekap perempuan di salah satu kastil yang sangat besar. Alasan Morrone menculik Laura adalah untuk membuat Laura jatuh cinta dalam 356 hari.
Jika dalam 356 hari Laura tidak jatuh cinta kepada mafia tersebut maka perempuan Polandia itu akan dibebaskan.
Ya, film ini mengandung sindrom atau genre Stockholm. Sebagai informasi Stockholm syndrom adalah respons psikologis yang muncul pada sandera penculikan di mana mereka menunjukkan kesetiaan pada penyanderaan tanpa memperdulikan bahaya atau risiko yang ada.
Dilain sisi banyak netizen yang setelah menonton film tersebut memberikan respon negatif atau menjadi bahan pembicaraan karena menampilkan adegan seks antara korban dan penculik pada film ini.
Ada pula yang menyebutkan film tersebut sangatlah payah dan mirip dengan film-film porno karena hanya menjual sensualitas dan adegan ranjang saja.
Jadi menurut kalian gimana pelayar, tertarik untuk menonton filmnya? [lil/ech]
Sumber: Berbagai sumber
Foto: Netflix
Karya yang dimuat ini adalah tanggungjawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi layar.id.