Connect with us

Hi, what are you looking for?

Sinopsis

Sinopsis Suheisen

Suheisen

Layar.id – Film dengan judul asli 水平線 (Suheisen) atau yang dikenal juga dengan judul Horizon adalah karya sutradara Kobayashi Katsuya dengan naskah ditulis oleh Saito Takashi.

Film ini membawa penonton ke dalam sebuah kisah yang menggugah, tentang kehidupan Shingo Iguchi setelah kehilangan sang istri dalam bencana gempa bumi.

Berdurasi 1 jam 59 menit, film ini merilis pada 1 Maret 2024 di Jepang.

Sinopsis Suheisen

Shingo Iguchi, seorang pria yang kehilangan istrinya dalam bencana gempa bumi, tinggal bersama putrinya Nao di sebuah kota pelabuhan di Fukushima.

Meskipun memiliki kecenderungan untuk minum-minuman beralkohol dan sifat yang sedikit berantakan, ia menjalankan bisnis sisa-sisa yang tersebar, menawarkan layanan terjangkau bagi individu yang sedang kesulitan secara finansial dan lansia.

Nao, yang bekerja di sebuah pabrik pengolahan seafood, masih belum bisa menerima kenyataan atas kematian ibunya, yang jasadnya tidak pernah ditemukan.

Di tengah-tengah hari-hari seperti itu, seorang pemuda bernama Matsuyama datang untuk mengurus prosedur penyematan abu dari kakaknya yang telah meninggal.

Merasakan bahwa ada beberapa keadaan yang kompleks, Shingo memutuskan untuk mengambil tanggung jawab atas sisa-sisa sang kakak.

Suatu hari, seorang jurnalis bernama Eda mengunjungi Shingo dan memberitahunya bahwa sisa-sisa yang dibawa beberapa waktu lalu adalah dari seorang pembunuh yang sempat menggegerkan dunia.

Menanggapi pertanyaan Eda tentang menyemai tulang-tulang seorang pembunuh di laut ini di mana banyak orang yang terbaring karena gempa bumi, Shingo menolak gagasan itu, mengatakan bahwa individu yang tidak terkait seharusnya tidak ikut campur.

Namun, bahkan setelah itu, liputan yang gigih dari Eda terus berlanjut, seperti menyebarkan interaksi antara keluarga korban dan Shingo di media sosial. Nao, yang melihat video yang telah tersebar luas, terdiam tanpa kata.

Keputusan Moral dan Tantangan Kemanusiaan

Suheisen bukan sekadar sebuah film, tetapi juga refleksi dari pertanyaan moral dan tantangan kemanusiaan.

Dalam kondisi kehilangan yang mendalam, Shingo menemukan dirinya dihadapkan pada pilihan-pilihan yang sulit. Bagaimana cara dia menanggapi sisa-sisa dari seseorang yang telah melakukan tindakan tercela? Apakah dia memiliki hak untuk memilih nasib akhir bagi orang lain?

Sementara itu, Nao, putri Shingo, menjadi saksi bisu dari proses yang melibatkan sisa-sisa pembunuh itu.

Baginya, kehilangan ibunya dan kemudian harus berurusan dengan kenyataan yang lebih dalam tentang kejahatan.

Keadilan menjadi sebuah perjalanan emosional yang tidak mudah.

Pertentangan Antara Tanggung Jawab Pribadi dan Publik

Kehidupan Shingo yang sederhana, meskipun dipenuhi dengan kesedihan, tiba-tiba menjadi sorotan publik.

Melalui liputan yang terus-menerus, Eda membawa pertanyaan tentang tanggung jawab pribadi versus tanggung jawab publik. Di satu sisi, Shingo ingin menjalani hidupnya dengan tenang, menjaga kehormatan dan harga dirinya sendiri serta keluarganya.

Namun, di sisi lain, ada tuntutan dari masyarakat untuk membuka diri, untuk berbagi dan mungkin, memberikan semacam keadilan kepada korban.

Suheisen bukanlah sekadar cerita tentang kehilangan, tetapi juga tentang bagaimana manusia bereaksi dalam situasi yang penuh dengan kompleksitas moral.

Dari keputusan Shingo yang sulit hingga pertanyaan yang dihadapi Nao tentang keadilan dan kebenaran.

Film ini mengajak penontonnya untuk merenung tentang nilai-nilai yang mendasari kehidupan kita.

Saat kita berjalan melintasi garis horizon kehidupan, terkadang kita dihadapkan pada pilihan yang tidak mudah. Suheisen menjadi cermin yang memantulkan pertanyaan-pertanyaan penting tentang moralitas, keadilan, dan hak asasi manusia.

Film ini mengajak kita untuk melihat lebih dalam, melewati batas-batas yang kita kenal, dan merenungkan esensi dari hidup dan kehilangan.

Karya yang dimuat ini adalah tanggungjawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi layar.id.
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Baca Juga