Layar.id – Review Invitation Only, 2022 lalu, film horor Taiwan, Incantation, menjadi primadona. Film gaya mockumentary yang mengusung tema ritual mistis Asia Timur dapat disaksikan lewat layanan streaming di Netflix.
Incantation lantas menjadi film horor dengan pendapatan tertinggi sepanjang sejarah perfilman Taiwan. Sang sutradara, Kevin Ko, mendapatkan pujian.
Tapi mungkin hanya beberapa yang tahu jika Kevin Ko mengawali debutnya sebagai sutradara lewat film dengan genre Torture Porn berjudul Invitation Only yang rilis pada 2009 silam.
Sinopsis Invitation Only
Wade Chen (Ray Chang), yang bekerja sebagai chauffeur bagi Tuan Yang, CEO korporat raksasa, Weida Group, yang sangat berpengaruh di Taiwan, secara tidak sengaja memergoki majikannya dan seorang wanita bernama Dana (Maria Ozawa) tengah berasyik masyuk di bangku belakang mobil.
Tuan Yang lantas mengundang Chen untuk hadir dalam pesta yang dihadiri oleh konglomerat dan sosialita Taiwan. Dalam pesta tersebut, Chen lantas bertemu dengan empat kawan baru yang juga berasal dari kelas biasa: Richard (Ying Hsuan-kao), Hitomi (Julianne Chu), Holly (Vivi Ho), dan Lin (Joseph Ma).
Dalam pesta tersebut, kelimanya mendapatkan segala kemewahan dan kenikmatan dunia yang selama ini hanya dapat mereka impikan hingga mereka tersadar, pesta tersebut merupakan jebakan kaum kelas atas yang hanya ingin menyiksa mereka.
Baca juga: Sinopsis Incantation
Review Invitation Only
Pertengahan 2000-an genre seperti slasher dan torture porn memang menjadi primadona sinema dunia. Dan Taiwan tidak mau ketinggalan meski sebenarnya sudah tertinggal jauh dari wilayah mainland seperti Hong Kong dengan film yang masuk daftar Category III atau Jepang yang jauh lebih gila eksplorasinya.
Tapi harus diakui, Invitation Only mampu menghadirkan ketegangan demi ketegangan meski tidak sama seperti yang Pelayar alami ketika menonton Incantation. Dan sebagai film debut bagi Kevin Ko, nampaknya tidak buruk amat.
Sulit menerima pesan moral apa yang didapat dari film sejenis ini. Meski dalam Invitation Only cukup terlihat jelas bagaimana kelas atas bisa seenaknya saja memperlakukan kelas bawah.
Peran Maria Ozawa, yang lebih dikenal dengan nama Miyabi lewat film dengan kode nuklir juga tidak lebih sebagai pemanis. Namun karakternya sebagai Dana meski hanya sesaat, jauh lebih kuat dibanding perannya sebagai Pauline di film Hantu Tanah Kusir.
Pujian pantas disematkan untuk Huang Ming-chu dan Fei Wei-pin dari departemen make-up yang memberikan ketidaknyamanan berkat efek gore yang menjadi tanggung jawab mereka di film ini.
Keseluruhan, film ini mendapatkan skor 4.5 dari 10. Dan layaknya film torture porn lainnya, tentu saja film ini bukan untuk semua golongan.
