Jakarta, Layar.id – Sebuah karya mengangkat topik yang tidak biasa mengenai menstruasi. Sesuatu yang dianggap tabu sebagian orang. Namun, Period. End of Sentence. membuktikan bahwa film ini sudah sukses memperkenalkan pada dunia tentang isu kewanitaan.
Selain itu, dari film Period End of Sentence kita bisa melihat potret wanita, khususnya di India dan seluk beluk kehidupan mereka ketika menstruasi. Maka tidak heran jika film ini mendapat penghargaan bergengsi di Academy Award.
Sebuah film yang menyajikan genre dokumenter menceritakan tentang sosok perempuan muda di sebuah desa India takut menghadapi menstruasi pertamanya. Hal ini membuat bukan hanya kisah seperti ini yang terjadi di desa India, tapi masih banyak perempuan di belahan dunia lain yang mengalami kesulitan selama menstruasi.
Tokoh dalam film Period End Of Sentence adalah gadis bernama Sneh. Dia berusia 15 tahun saat pertama kali menstruasi. Tentu saja, hal ini menjadi sebuah pengalaman yang tidak siap dihadapi saat itu. Sneh merasa tidak mengerti apa yang harus dilakukan karena tidak ada yang memberitahukannya tentang hal itu.
DESA DI INDIA
Desa tempat tinggal Sneh berjarak 115 kilometer dari kota New Delhi India sehingga dia harus menempuh 2,5 jam perjalanan dengan mobil untuk sampai ke kota New Delhi. Namun, persoalan menstruasi tidak dapat diketahui Sneh dan gadis-gadis seusianya. Pasalnya, masih banyak stigma seputar menstruasi sehingga peristiwa fisiologis normal ini sulit untuk disampaikan.
Baca juga: Film Indonesia tentang AIDS yang Menginspirasi
Dengan kondisi seperti inilah membuat banyak gadis tidak mengetahui perihal menstruasi. Hingga mereka mengalaminya sendiri untuk pertama kali tetapi tidak mempunyai akses mendapatkan pembalut yang layak.
Maka dari itu, para perempuan muda hanya menggunakan bahan atau kain bekas atau bahkan ada juga yang tidak menggunakan apa-apa sebagai pembalutnya. Hal ini membuat munculnya salah satu badan amal, Action India membangun pabrik kecil di desa Sneh dalam memproduksi pembalut.
Perasaan inisiatif ini membuka kesadaran baru para perempuan desa India mengenai menstruasi. Di sana, mereka membahas menstruasi secara terbuka karena hal ini merupakan sesuatu yang tidak pernah mereka bayangkan di masa sebelumnya.
KESETARAAN GENDER
Alasan terjadinya hal seperti ini karena perempuan India masih mendapatkan stigma negatif jika mereka berada dalam keadaan menstruasi. Mereka dilarang memasuki kuil dan dapur atau tidur di tempat terpisah dari keluarga. Hal ini membuat adanya kesenjangan sosial. Bahkan ada yang menganggap jika kondisi menstruasi ditafsirkan sebagai keadaan tidak normal atau sakit.
Film Period End of Sentence, karya dari sutradara Rayka Zehtabchi memberikan sebuah cerita kontras mengenai dunia modern kita. Ketika terjadi perkembangan dunia, maka persoalan yang membelit wanita atas kodrat biologis menjadi hal normal dan catatan penting buat kita semua.
Period End of Sentence menjadi Film tentang Menstruasi Peraih Oscar yang menunjukkan pada dunia, ada sebuah kisah menarik tentang wanita di dunia yang jauh dari glamournya dunia modern. Film yang rilis 5 April 2018 ini secara tidak langsung mengangkat isu perempuan dan kesetaraan gender untuk menyampaikan suara perempuan sebagai upaya perlawanan bias gender.
Sebagai pemenang piala Oscar kategori Best Documentary Short, Rayka Zehtabchi dan produser film ‘Period. End of Sentence’ Melissa Berton mengaku tidak menyangka bahwa film tentang menstruasi yang digarap dapat memenangi Piala Oscar. Selain itu, ia sempat berkelakar dalam pidatonya bahwa dirinya tidak menangis karena sedang menstruasi.
Sumber dan foto: berbagai sumber
