Jakarta, Layar.id – Mengawali Bulan Desember di penghujung tahun 2021 ini, tepat pada tanggal 1 Desember di setiap tahunnya, kita memperingati Hari AIDS Sedunia. Biasanya pada momen peringatan Hari AIDS Sedunia, kita akan lebih menyadari bahwa penting untuk meningkatkan kesadaran akan penyakit HIV/AIDS serta memberikan simpati kepada para pejuang AIDS.
Tanpa kita sadari bahwa representasi pejuang AIDS yang ada di media masih jarang menjadi sorotan. Bukan hanya itu, mereka sering mendapatkan stigma negatif yang melekat sehingga menyebabkan penolakan sosial dan merasa dijauhi.
Namun, ada beberapa film di Indonesia tentang AIDS yang mengangkat kisah pejuang dengan cerita yang menginspiratif dengan penuh pesan bermakna. Biasanya, film ini bekerja sama dengan lembaga-lembaga nirlaba yang melindungi hak para pejuang HIV/AIDS.
-
Cinta dari Wamena (2013)
sumber iradio fm
Sesuai dengan judulnya, film ini mengisahkan tentang cinta dan persahabatan anak muda di Papua yang mengalami wabah AIDS yang sedang marak terjadi. Tokoh utamanya Litius (Maximus Itlay), Tembi (Benyamin Lagowan) dan Martha (Madonna Marrey), mereka adalah tiga sahabat yang tinggal di kota kecil Papua.
Awalnya, ada keinginan yang sama dari mereka bertiga yaitu bersekolah dan pergi ke Wamena untuk mencari dan mendapatkan pendidikan gratis. Hanya saja, mimpi mereka diuji dengan kondisi kehidupan buruk akibat wabah AIDS yang melanda remaja Papua. Maka dari itu, mereka harus berpisah dan menempuh jalan kehidupan yang berbeda, tetapi akankah mereka bersatu dan menggapai mimpi bersama ?
-
Perempuan Punya Cerita (2008)
Sumber: imdb
Meskipun bukan film Indonesia tentang AIDS, tetapi film ini adalah kumpulan 4 film pendek yang dikemas dalam sebuah film drama emosional. Dalam film ini, mereka membuat dengan memakai perspektif perempuan dari berbagai wilayah di Indonesia.
Di salah satu kisah pendek berjudul Cerita Jakarta, cerita masuk dalam kehidupan dengan latar Kota Jakarta. Laksmi (Susan Bachtiar), seorang ibu yang mengidap AIDS yang baru saja kehilangan suaminya. Hal ini membuat Laksmi harus menjaga Belinda, anak semata wayangnya sendirian sambil i melawan penyakitnya.
Masalah muncul dikarenakan keluarga sang suami menuduh Laksmi menularkan penyakit AIDS pada suaminya. Meskipun, faktanya suami meninggal akibat overdosis narkoba. Maka dari itu, Laksmi harus berjuang agar hak asuh Belinda tak jatuh ke tangan orang tua suaminya
Baca juga: Sinopsis Love and Run yang Tayang di CGV Indonesia
-
Nada untuk Asa (2015)
Sebuah film yang mengundang emosional menceritakan tentang Nada (Marsha Timothy), seorang perempuan yang menyandang status janda setelah suaminya meninggal dunia. Nada merasa sangat terpukul ketika mengetahui suaminya meninggal lantaran penyakit HIV/AIDS dan menular kepada anaknya, Asa (Acha Septriasa).
Akhirnya, Asa tumbuh menjadi pengidap AIDS dan dia harus menemukan banyak tantangan hidup yang sulit. Hal yang menyedihkan bagi Asa ketika bertemu laki-laki idamannya, Tentu saja ada perasaan ketakutan akan ditinggalkan karena penyakit itu menyelimuti hari-hari Asa. Film ini menyoroti kisah pejuang AIDS yang dikucilkan dari masyarakat sekitarnya
-
Mika (2014)
Sumber: imdb
Karakter yang bermain film ini menceritakan tentang kisah Indi (Velove Vexia), gadis yang dunianya berubah total saat ia didiagnosa mengidap penyakit skoliosis. Hal ini terjadi sebelum masuk SMA, hingga Indi berkenalan dengan Mika (Vino G. Bastian) melalui pertemuan tak terduga.
Ketika sudah ingin masuk ke tahap serius, hubungan mereka menjadi rumit ketika Mika mengaku mengidap AIDS. Namun, Indi tidak masalah dengan itu bahkan dia menerima Mika sepenuhnya. Namun, keluarga dan teman-teman Indi berusaha melakukan segala cara supaya Indi dan Mika tidak berhubungan lagi. (Prs/Eve)
Sumber dan foto: berbagai sumber
