Layar.id – Setiap serial yang kita lihat selalu memberikan pesan. Sama halnya dengan cerita dari Pretty Little Liars. Kisah dari Aria, Emily, Hanna, dan Spencer yang harus mengalami hal menyebalkan berupa teror dari tim ‘A’. Alur yang membuat kita ikut penasaran bahkan merasa tegang saat menonton serial ini.
Serial misteri thriller remaja yang dibuat oleh I. Marlene King ini sangat populer sampai melahirkan empat serial, yaitu Pretty Little Liars (2010–2017), Ravenswood (2013–2014), Pretty Little Liars: The Perfectionists (2019), dan Pretty Little Liars: Original Sin (2022), serta satu web series Pretty Dirty Secrets (2012).
Pretty Little Liars juga mendapat adaptasi internasional, termasuk dari Indonesia, yakni adaptasi tidak resmi sinetron Best Friends Forever (2017), dan Pretty Little Liars yang rilis Viu, yang sudah memasuki musim keduanya.
Secara garis besar cerita Pretty Little Liars bertema kebohongan, pembunuhan, dan misteri, yang diadaptasi dari seri buku berjudul sama karya Sara Shepard.
Baca juga: Karakter Baru Pretty Little Liars Indonesia Season 2
Namun, tetap saja selalu ada makna yang dapat dipahami bahkan terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Inilah nilai moral yang perlu diketahui:
Bersikap Baik pada Orang Lain
Sosok Alison DiLaurentis banyak yang menganggap bahwa dia licik dan kejam. Bahkan, hampir semua orang di seluruh kota curiga bahwa dia adalah tersangka dari pembunuhannya. Cara yang dilakukan dengan meneror teman-temannya menggunakan pesan teks anonim.
Namun, tindakan ini bermaksud untuk kepentingan terbaik sehingga semua orang dapat bersikap baik satu sama lain. Saat kita mengalami penindasan tentu saja itu menyakitkan bahkan kita mungkin tidak tahu apa yang dilakukan orang-orang yang menjadi korban.
Pesan “bersikap baik” merupakan pelajaran hidup yang penting dari Pretty Little Liars.
Jangan Mencuri
Hanna dan Ashley Marin harus menanggung sesuatu yang sudah mereka lakukan. Alhasil mereka mengalami kesulitan dan kecemasan karena kecenderungan klepto.
Hanna mencuri dari mal dan Ashley mencuri dari brankas wanita tua. Sedangkan Marin terus-menerus mengawasi mereka untuk memeras.
Bahaya dari mencuri menyebabkan paranoia.
Jangan Mudah Percaya
Ingat bahwa tidak semua orang dapat dipercaya begitu saja. Pastikan untuk mengenal orang-orang sebelum kita merasa nyaman atau ingin melakukan perjalanan dengan mereka.
Seperti sebelum Emily melakukan perjalanan berkemah yang gila dengan Nate, yang ternyata dia adalah penguntit dan pembunuh Maya. Sebaiknya memang dia harus mengenal Nate lebih dalam.
Dari situlah, Emily baru menyadari masalah kemarahan, dorongan, dan penampilan aneh Nate yang tidak stabil dan gila. Maka dari itu mengenal lebih baik sebelum percaya.
Semua Tidak Seperti Yang Terlihat
Seringkali kita mendengar kalimat ” semuanya tidak seperti apa yang telihat”. Hal ini cocok dengan situasi yang dihadapi Emily, Spencer, Aria, dan Hanna. Saat Spencer yakin Toby menyeramkan, ternyata dia adalah orang yang baik. Namun ketika sudah muncul rasa jatuh cinta padanya, ternyata Toby adalah bagian dari ‘A’.
Cukup membingungkan, awalnya Toby adalah orang jahat, kemudian dia baik, hingga kini terlihat jahat. Ini merupakan contoh hal-hal yang tidak seperti yang terlihat di awalnya. Jangan menganggap sesuatu sebagai nilai nominal.
Kita mungkin terkejut dengan apa yang ditemukan. Maka dari itu, mulailah bersikap terbuka dengan kalimat apa kita pikir terkadang tidak selalu kebenarannya.
Sumber: berbagai sumber
Foto: Warner Bros.
Karya yang dimuat ini adalah tanggungjawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi layar.id.