Terakhir diperbarui 11 Agustus, 2022
Di bulan September ini cukup banyak film baru bermunculan, salah satunya adalah film Gerbang Neraka besutan Rizal Mantovani.
Berbeda dengan film Jailangkung yang sukses di pasaran, film Gerbang Neraka meski bertema horror, tetapi memiliki ‘nuansa’ lain.
Film yang diproduksi oleh Legacy Pictures ini digadang-gadang mampu menyamai kesuksesan film Rizal Mantovani terdahulu. Rizal pun tak main-main. Ia menggandeng aktor dan aktris papan atas seperti Reza Rahardian, Julia Estelle, Dwi Sasono dan beberapa pemain lainnya. Dalam film kali ini Rizal pun berkolaborasi dengan Robert Ronny.
Lantas apakah yang membuat film Gerbang Neraka ini berbeda dan layak untuk ditonton? Berikut uraiannya.
Hasil Penggabungan Beberapa Genre
Tak melulu horor. Film Gerbang Neraka merupakan perpaduan antara supranatural, petualangan, fantasi dan horror. Lokasinya syutingnya sendiri di Gunung Padang, situs purbakala yang terletak di Cianjur, Jawa Barat.
Fiksi
Meski beberapa tahun lalu situs Gunung Padang menjadi buah bibir, tapi dalam film Gerbang Neraka ini 100% fiksi. Bahkan sebelum film rilis pada 20 September 2017 lalu, Robert Ronny sudah berpesan agar para penonton tidak menganggap bahwa film ini merupakan kisah nyata yang pernah terjadi di Gunung Padang.
Comeback-nya Reza Rahardian
Setelah sibuk dengan film-film diluar genre horor, akhirnya Reza kembali melalui film Gerbang Neraka. Ini merupakan film horor ketiga dan kali pertama Reza bermain bersama dengan aktor Lukman Sardi.
Reza mengaku sangat antusias dan merasa tertantang dengan film Gerbang Neraka. Di sini, ia berperan sebagai seorang wartawan. Selama syuting tidak ada kendala berarti baginya. Maklum sebagai public figure ia sudah terbiasa bersinggungan dengan wartawan.
“Paling tidak saya tahu kode etik jurnalistik seperti apa. Itu saja pegangan saya. Selebihnya saya tinggal mendevelop sendiri untuk kebutuhan peran ini,” ujar Reza.
Cerita Unik Dwi Sasono
Dwi mengatakan bahwa dirinya langsung tertarik sejak pertama kali ditawari oleh manajernya. Kala itu Dwi tengah menunggu proses kelahiran anak ketiganya yang bernama Den Bagus Satrio Sasono di Ubud, Bali.
“Waktu itu lagi di Ubud. Nah saat nunggu itu saya ketemu orang spiritual dan kita ngobrol tentang Gunung Padang. Itu jam 11.30 waktu setempat. Terus jam 14.30 dihubungi manajer saya ditawari film sama Mas Robert Ronny,” cerita Dwi.
“Pas dikirim naskahnya gue baca ternyata jadi orang spiritual. Ini kayak alam semesta yang sudah mengatur semua,” tambahnya.
Gerbang Neraka Ubah Pola Pikir Julie Estelle
Julie yang memerankan tokoh Arni Kumalasari, seorang Arkeolog mengaku bahwa dalam film ini ia berusaha keras untuk membangun perubahan karakter yang dimainkannya sejak awal.
“Idealisme seorang Arkeolog yang ahirnya dengan kejadian-kejadian yang terjadi dalam film ini mengubah cara dia memandang, cara dia berpikir. Karakter aku, Arni, itu dari awal seorang Arkeolog yang percaya bahwa semua itu hanya bisa dipecahkan melalui science (ilmu pengetahuan),” terang Julie.
“Itu yang harus dibedain. Kalau buat aku dari awal hingga akhir film harus terasa (perubahannya),” imbuh Julie.
Sebelum film dimulai Julie pun belajar dengan murid Arkeologi termasuk banyak membaca mengenai Gunung Padang untuk memudahkannya mendalami peran.
Menggunakan CGI
Rizal mengatakan bahwa sebagian scene dalam film ini menggunakan teknologi CGI. Terutama untuk membentuk Gunung Padang. Bukan tanpa sebab, Rizal ingin agar penonton tidak salah duga dan mengaitkan cerita fiksi ini dengan kenyataan. Karena memang Gunung Padang benar-benar ada.
Sang aktris, Julie pun mengaku harus berimajinasi dalam film ini karena kebanyakan scene menggunakan CGI.
Film bertema G3
Gold, Glory, Gospel sengaja dijadikan tema karena ketiga hal tersebut sudah ada sejak ribuan tahun bahkan sebelum Indonesia merdeka. Bisa dibilang ketiganya merupakan hal yang paling sering bersinggungan dengan manusia hingga saat ini. (Edit/Claudia)
Karya yang dimuat ini adalah tanggungjawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi layar.id.