SUDAH NONTON FILM ACTION MILE 22 YANG DIBINTANGI IKO UWAIS? FILM INI SUDAH TAYANG DI BIOSKOP INDONESIA MULAI 22 AGUSTUS.
Jakarta, Layar.id – Film action MILE 22 sudah tayang di bioskop. Selain karena salah satu aktornya adalah Iko Uwais yang dari Indonesia, tentu juga karena jalan cerita film ini cukup menarik untuk disimak.
Nyaris sepanjang tayang dengan durasi 94 menit, adegan penuh dengan perkelahian, kejar-kejaran, darah, ledakan, serta tembakan senjata api dalam alur yang sangat cepat.
Film yang disutradarai oleh Peter Berg dengan penulis naskah Graham Roland dan Lea Carpenter.
Produser dari film ini adalha Mark Wahlberg, Stephen Levinson, Peter Berg. Durasi tayang “Mile 22” adalah 94 menit.
Para pemeran “Mile 22 “ adalah Ronda Rousey petarung jawara UFC serta Iko Uwais bintang The Raid dan sekuelnya.
Film ini mulai dirilis tayang di Indonesia pada 21 Agustus 2018. Dalam pekan ini, “Mile 22” berada di posisi 5 box office USA.
SEKILAS PANDANG
Setelah adegan pembuka dan segmen perkenalan James dan Overwatch, film masuk ke konflik utama.
Tim Overwatch harus mengantar polisi lokal bernama Li Noor (Iko Uwais) menuju bandara penjemputan sejauh 22 mil (35 km). Li Noor mengaku sebagai informan penting yang tahu lokasi penyimpanan senjata pemusnah massal yang telah hilang dicuri.
Misi dimulai. Dengan bantuan James Bishop (John Malkovich) dan anak buahnya, James Silva, Alice dan Sam membawa Li Noor menuju pesawat yang akan membawanya terbang ke Amerika, dengan menempuh jarak 22 mil.
Masalahnya, kabar pengantaran paket ini terendus sejumlah pihak lain, termasuk kepolisian lokal dan badan intelijen Rusia.
Overwatch harus terlibat karena ternyata Li Noor bukan “aset biasa”. Nyawanya terancam, bahkan ketika berada di dalam markas badan intelijen AS. Ketangguhan tim Overwatch dan posisinya sebagai “pengawas” diuji.
Mereka pun bekerja secara diam-diam dari dua tempat dengan berbagai macam alat pengintaian paling mutakhir.
Satu unit taktis bekerja di lapangan, dan unit suportif bekerja di tempat terpisah dengan komputer, koneksi satelit, dan pengontrol tembakan dari udara. Ketangguhan tim rahasia ini dibuktikan sejak munculnya adegan pertama. Yaitu ketika mereka harus mencuri beberapa harddisk dari rumah intelijen dalam waktu sekian menit sebelum polisi lokal datang.
Sementara tokoh Li Noor muncul sebagai sosok yang begitu tenang, bahkan sering mengisyaratkan gerakan meditasi. Sangat jauh berbeda dengan tokoh lain.
Iko sebagai Li Noor, bertarung hanya dalam tiga adegan. Namun tiga adegan ini sudah terasa sangat memuaskan.
FAKTA MENARIK
Hampir seluruh prajurit Overwatch adalah orang-orang yang tidak memiliki keluarga. James sudah menjadi yatim piatu sejak kecil. Alice Kerr (Lauren Cohan), adalah seorang wanita yang sudah bercerai.
Namun, lucunya kode sandi yang mereka gunakan adalah sebutan dalam sebuah keluarga. Contohnya ketika James memanggil markas pusat dengan “Mother”. Lalu, anggota di markas memanggil unit taktis dengan sebutan “Child”.
Dari tim Overwatch, penonton akan sering mendengar umpatan, kemarahan, dan obrolan dengan nada tinggi. Seolah mereka merasakan tekanan yang berat. Selain itu, setiap orang bersaing untuk mendominasi satu sama lain.
Ketegangan demi ketegangan mewarnai film ini. Sutradara Berg sepertinya tak ingin memberi nafas rileks kepada penonton film ini. Hanya ada sedikit momen yang sedikit slow, namun sisanya, adegan baku tembak dan ledakan bom.
Film ini memang memiliki tempo perpindahan gambar cepat, dialog kilat, alur padat, serta sinematografi bergaya handheld.
Maka tak mengherankan, jika banyak penonton yang sedikit bingung dengan seluruh jalan ceritanya. Meski tidak mendominasi alur cerita film ini, namun aksi silat Iko memberikan nuansa tersendiri. Silat yang ditampilkannya pun cukup menghibur dan seru.
Setting lokasinya fiktif namun bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia. Coba simak di menit awal, Lauren Cohan berdialog dalam bahasa Indonesia meski logatnya kaku.
Secara garis besar keseluruhan film ini adalah menceritakan medan pertarungan sejauh 22 mil yang dilalui tim Overwatch dan Li Noor (Iko Uwais).
Mungkin saja, inti dari cerita seluruh kisah film ini adalah tentang “siapa lebih di atas siapa” atau “siapa menjadi atasan siapa?”
AKSI SILAT IKO UWAIS
“Mile 22” jika melihat dari ceritanya film ini mirip dengan The Raid. Hanya saja bedanya, kalau “The Raid” latar lokasinya adalah pertarungan di dalam gedung bertingkat, sedangkan “Mile 22” ber-setting jalanan.
Di luar jalan cerita yang sedikit membingungkan, Iko Uwais tampil cemerlang.
Seperti dalam film-film laga yang dibintanginya, Iko Uwais menyuguhkan gerakan silat yang sanggup menghipnotis para penontonnya.
Jadi, dalam “Mile 22” ini, akting dan gerakan silat Iko-lah yang menjadi fokus tontonan paling dipahami oleh para penontonnya. Gerakan aksi beladiri Iko memberikan nuansa tersendiri para film ini.
Maka tak mengherankan jika banyak penonton Indonesia yang bangga dengan aktor Iko Uwais yang membintangi “Mile 22”.
Ini adalah pencapaian Iko Uwais di dunia perfilman Hollywood. Ia bisa tampil sebagai second leading actor di film besutan Peter Berg.
Film “Mile 22” juga memberikan hiburan bagi para pencinta Iko Uwais.
Di film ini, dialah bintangnya dan mungkin menjadi orang dengan penampilan terbaik di sini. Dialah yang memberikan nafas lain di film ini.
Film ini diberi rating 17 tahun dari Lembaga Sensor Film (LSF) alias khusus dewasa. Bagi yang belum menyaksikan, coba intip trailernya ini.
