Baru-baru ini Rianti Cartwright mengungkap bahwa dirinya merupakan sosok yang penakut. Sebelum mantap bermain dalam film horror Bayi Ajaib besutan Rizal Mantovani ini, ia lebih dulu melakukan pertimbangan.
Rianti berubah pikiran setelah membaca naskah Bayi Ajaib. Ia yang penakut, berani menerima tantangan tersebut. Lantas apa sebenarnya yang mampu merubah dirinya?
Alasan Rianti Terima Bayi Gaib
Rianti mengaku bahwa dirinya bingung jika ditanya apa alasan yang mendasari pilihannya tersebut bahkan hingga kini ia terkadang masih merasa tidak percaya dengan apa yang sudah dijalaninya, bermain film horor.
“Sebetulnya aku juga bingung. Aku penakut banget ya. Aku nggak pernah nonton film horor mana pun, Soalnya suka kepikiran. Jadi aku dari dulu tuh selalu ragu untuk ambil film horor.”
“The Conjuring, bla bla bla, aku nggak pernah nonton, tapi ketika mas Rizal Mantovani dan Pak Keke, produser film nawarin horor ceritanya berbeda. Ada bromance, terus dramanya juga ada. Aku tertarik. Jadi, aku ambil film horor pertama,” kata Rianti.
Alasan lain yang membuat Rianti menerima tawaran tersebut adalah Rizal Mantovani. Ia mengakui bahwa dirinya pernah bekerja sama dan merasa sangat nyaman.
“Karena kali ini yang ngajak tuh Mas Rizal Mantovani dan aku udah kerja sama dengan masa Rizal di film Bulan Terbelah di Amerika. Aku sangat menikmati pengalaman kerja dengan mas Rizal. Jadi karena mas Rizal yang ngajak,” imbuhnya.
Kesan Rianti Selama Syuting, Akui Tak Terjadi Hal Aneh
Pada mulanya, Rianti agak takut jika selama proses syuting berlangsung terjadi hal-hal di luar nalar. Maklum saja karena banyak kejadian aneh di lokasi syuting film horor.
“Aku udah deg-degan ya. Terus set yang dipilih pun pasti yang agak menyeramkan. Shootingnya malam terus. Jadi aku udah takut dong ada kenapa-kenapa.”
Rizal Mantovani Didapuk jadi Sutradara Film Bayi Ajaib versi Moderen
Rianti bersyukur bahwa ketakutannya tidak menjadi nyata sebab selama syuting ia ditemani banyak orang dan dikelilingi suasana yang menyenangkan.
“Jadi, tadinya mikir syuting film horor bakalan serem, tapi di sini nggak. Rame kita ketawa mulu. Ada make up jadi nggak merasakan suasana mencekam. Paling malam setiap scene diberi asap. Tantangannya di situ. Selama syuting nggak ada kejadian. Untuk berikutnya kalau syuting kayak gini aku mau mau aja.”
Komentar Produser Tentang Bayi Ajaib
Dheeraj Kalwani mengatakan bahwa film Bayi Gaib sangat berbeda dari film horor kebanyakan. Dalam film ini, sosok yang menjadi hantu adalah seorang bayi, bukan orang dewasa.
“Menurut saya film ini beda sama film horor sebelumnya. Karena film ini yang meranin jadi hantunya itu bayi. Bukan orang dewasa,” kata Dheeraj Kalwani, produser Bayi Gaib.
Salah satu adegan di film Bayi Ajaib versi Lawas
Ia pun memastikan bahwa film yang di remake dari film horor Bayi Ajaib ini lebih banyak menekankan sisi drama ketimbang horor.
“Saya senang karena bukan cuma horornya yang kental, tapi juga karena drama keluarganya yang sangat kuat. Bagaimana suami istri dapat melakukan sesuatu.”
Sinopsis Bayi Gaib
Film ini berkisah tentang Farah (Rianti) yang tengah hamil tua, Sembilan bulan. Ia bersama suaminya, Rafa (Ashraf Sinclair) memutuskan untuk pindah dan menempati rumah baru. Sebagai pasangan muda, keduanya tengah berbahagia, menanti sang jabang bayi yang sudah di nanti. Namun, apa daya, selama tinggal di rumah baru, Farah dan Rafa kerap mengalami kejadian aneh, tak masuk logika.
Potongan Adegan Bayi Ajaib
Hal tersebut juga berimbas pada kehamilan Farah. Ia merasa bahwa ada yang tidak beres pada anak yang dikandungnya. Saat Farah menyuarakan keluh kesahnya, Rafa justru tak percaya. Ia hanya menganggap bahwa ketakutan Farah karena mengalami baby blues. Saat anaknya lahir, barulah Rafa mulai percaya. Terlebih, kelahiran anak mereka justu membawa bencana. Satu per satu korban mulai berjatuhan secara tak wajar.
Lantas seperti apa kelanjutannya? Saksikan film Bayi Gaib mulai 15 Februari 2018 mendatang di bioskop kesayangan Anda. Jangan lupa untuk terus updet berita terbaru mengenai film Indonesia hanya di layar.id. Jangan sampai ketinggalan ya, rugi lho!
