Perubahan iklim dunia memang menjadi isu utama yang harus kita pikirkan saat ini. Lewat film An Inconvenient Sequel Truth To Power kita diajak untuk bersama-sama melihat akibat dari global warming dan usaha kita untuk menguranginya.
Perubahan iklim nampaknya menjadi hal yang memang harus ditanggapi dengan serius. Lewat film garapan Paramount Pictures yang bekerja sama dengan The Climate Reality Project, An Inconvenient Sequel Truth To Power, Anda akan diajak memikirkan masalah lingkungan hidup dengan lebih serius.
Alur Cerita
Film ini merupakan sekuel dari film dokumenter An Inconvenient Truth yang telah tayang di tahun 2006 silam. Masih dalam bentuk documenter, kita akan melihat perjalanan dan perjuangan mantan Wakil Presiden Amerika Serikat Al Gore dalam mengatasi masalah perubahan iklim dunia.
Presentasi yang diberikan Al Gore kepada sejumlah peserta mengenai perubahan iklim dunia sangat mengesankan dan mencengangkan. Ternyata, banyak sekali hal-hal dalam keseharian kita yang membantu mempercepat perubahan iklim ekstrem di dunia ini.
Kita bisa melihat, bagaimana bongkahan-bongkahan es di Kutub Utara mulai mencair akibat naiknya suhu di sana. Yang terjadi kemudian ialah naiknya permukaan air laut dan akhirnya membanjiri sejumlah kawasan di dunia. Dan yang paling terkena dampaknya ialah Miami, Florida, Amerika Serikat.
Kita juga melihat seberapa keras usaha Al Gore untuk membujuk Negara India agar mengurangi penggunaan minyak, gas dan batu bara. Hal ini dikarenakan India sangat berperan penting mengirim emisi gas rumah kaca yang sangat merusak lingkungan. Solusi yang ditawarkan ialah dengan penggunaan energi surya sebagai sumber energi terbaru yang tentu lebih ramah lingkungan.
Penolakan yang dilakukan oleh pemerintah India menjadi tamparan yang cukup keras bagi Al Gore. Hal ini dikarenakan pemerintah India meragukan kesejahteraan masyarakatnya apabila India benar-benar mengurangi penggunaan minyak dan batu bara. Penolakan bahkan terus berlanjut hingga Konferensi Perubahan Iklim yang berlangsung di Paris, Prancis pada 2016 lalu.
Namun akhirnya, perjanjian ini disepakati oleh seluruh kepala dunia dari berbagai Negara yang menghadiri acara tersebut, termasuk India. Dunia seolah menemukan titik terangnya terhadap pemecahan masalah perubahan iklim ini. Bahkan satelit DSCOVR yang semula dilarang meluncurpun kini tengah menjelajah di atas sana dan memberikan kabar-kabar terkini tentang kemajuan bumi akibat pengurangan emisi gas rumah kaca.
Namun, di akhir film kita tetap melihat sedikit keprihatinan. Hal ini disebabkan sejak naiknya Donald Trump sebagai presiden Amerika Serikat ke-45 dan keputusannya untuk menarik Amerika dari Perjanjian Paris yang sontak mendapat penolakan keras dari para aktivis lingkungan hidup di seluruh dunia.
Ulasan
Film An Inconvenient Sequel Truth To Power menurut kami membawa banyak pesan positif untuk para penontonnya. Lewat film ini, kita yang semula tidak paham apa-apa jadi mengerti tentang isu perubahan iklim di dunia. Tak hanya bersifat informatif, film ini juga mampu mengedukasi dan menjadi agen perubahan dan penggerak.
Lewat film ini kita diajak untuk bersama-sama menjaga Bumi tercinta ini dari bahaya yang juga akan merugikan kehidupan kita ke depannya. Kita diajak untuk lebih peduli, dan mampu melakukan aksi sekecil apapun itu untuk menjaga keseimbangan iklim dunia. Selain itu, walau hanya sedikit kita bisa melihat presiden Joko Widodo loh dalam film ini.
Namun, jika dilihat dari sisi film secara menyeluruh, tentu film dengan format dokumenter ini tidak akan tepat untuk semua orang. Bagi Anda yang memang tidak menyukai film dokumenter, Anda pasti akan merasa bosan dan mengantuk ketika menyaksikan film ini.
Bukan berarti film ini tidak bagus, penyajian setiap adegan demi adegan malah kami rasa sangat mudah untuk dimengerti. Mungkin, film An Inconvenient Sequel Truth To Power bisa menjadi film dokumenter pertama untuk Anda yang kurang tertarik dengan format ini.
Kami dari tim Layar.ID sendiri memberikan nilai 8,5 dari 10 untuk film tentang perubahan iklim ini. Bagaimana, siap untuk tergerak menyelamatkan dunia kita dari perubahan iklim yang ekstrem?
Karya yang dimuat ini adalah tanggungjawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi layar.id.