Connect with us

Hi, what are you looking for?

Film

Raih Nominasi Terbanyak di FFI 2017, Begini Fakta Film Kartini

Film Kartini besutan sutradara Hanung Bramantyo kembali menjadi topik hangat pasca panitia Festival Film Indonesia merilis daftar nominasi secara resmi beberapa hari lalu.

Bersaing ketat dengan Pengabdi Setan, film Kartini unggul 1 suara. Dengan kata lain film Kartini meraih 14 nominasi dalam Piala Citra FFI 2017. Tentunya raihan tersebut bukan tanpa alasan. Alur cerita yang menarik dibalut akting aktris yang begitu menghanyutkan membuat nilai lebih di mata penikmat film Indonesia.

Sejak awal penayangannya film Kartini yang diproduksi Legacy Pictures dan Screenplay Films ini memang sudah membuat publik antusias. Film tersebut dirilis untuk memperingati Hari Kartini yang telah berjuang dan berjasa besar bagi kehidupan kaum hawa.

Lantas seperti apakah fakta-fakta film Kartini? Ini dia!

Penundaan Waktu Perilisan

Kartini sedang membatik

Film yang diproduseri Robert Ronny ini seharusnya dirilis di tahun 2015 lalu. Namun, mengalami penundaan selama setahun lantaran proses penggodokan cerita yang belum matang.

Hanung yang merangkap sebagai penulis naskah tidak ingin asal menulis cerita. Ia ingin agar karyanya benar-benar menggambarkan bagaimana sosok Kartini saat muda, termasuk keluarganya.

Meski telat tayang, tetapi hasil kerja keras Hanung untuk melakukan riset mendalam terbayar dengan penerimaan masyarakat atas karyanya tersebut.

Perjuangan Dian Sastro

Memerankan sosok Kartini bukan perkara mudah. Dian Sastrowardoyo dituntut untuk dapat berbahasa Belanda dengan Fasih. Dalam film ini ada sekitar 64 kalimat berbahasa Belanda yang harus diucapkan dengan baik dan benar. Dian Sastro pun diminta untuk paham arti dari kalimat tersebut agar benar-benar meresapi karakter Kartini.

Untuk mendalami karakter yang akan diperankannya, Dian Sastro rela menghabiskan banyak waktu untuk mempelajari berbagai buku dan kajian pustaka tentang Kartini. Salah satu buku yang dibacanya ialah buku Habis Gelap Terbitlah Terang karya Armjin Pane.

Kartini sedang bersama anak-anak

Perjuangan Dian Sastro tidak berhenti begitu saja, ia pun menyempatkan diri mengunjungi makam Kartini di Rembang. Konon tujuannya adalah untuk meminta restu sehingga tidak ada kendala berarti saat proses syuting berlangsung. Ia pun mendatangi rumah suami Kartini demi pendalaman karakter. Dian Sastro mengaku bahwa terlibat dalam film Kartini rasanya seperti sedang membuat skripsi.

Bukan Film Pertama tentang Kartini

Film Kartini ini bukanlah film biopic pertama yang dibuat. Tercatat ada 2 film berjudul sama yang telah diproduksi lebih dulu. Film pertama dibuat pada tahun 1982, dibintangi oleh Yenny Rahman. Film tersebut dibuat oleh sutradara Sjumandjaja.

Yenny Rahman berperan sebagai Kartini

Film Kartini lainnya adalah Surat Cinta Untuk Kartini yang ditayangkan di tahun 2016. Dalam film tersebut Kartini diperankan oleh Rania Putri Sari.

Film Kartini bertabur Bintang

Para Pemain film Kartini

Selain Dian Sastro, film Kartini turut dibintangi Acha Septriasa, Ayushita, Adinia Wirasti, Reza Rahardian, Denny Sumargo dan Djenar Maesa Ayu yang disinyalir merupakan anak dari almarhum Sjumandjaja, sutradara film Kartini pertama.

Soundtrack film Kartini Memakan Waktu

Pengerjaan soundtrack film Kartini berjudul ‘Memang Kenapa Bila Aku Perempuan’ yang dinyanyikan oleh Melly Goeslaw membutuhkan waktu dua bulan.

“Ini termasuk soundtrack yang berat karena saya mau keluar dari zona sebelumnya. Jadi, beban tersendiri. Bikinnya paling lama 2 bulan. Itu baru lagunya, belum musiknya,” kata Melly.

Melly Goeslaw gandeng Gita Gutawa Nyanyikan ‘Memang Kenapa Bila Aku Perempuan’

Dalam menyanyikan lagu tersebut, Melly menggandeng penyanyi muda Gita Gutawa. Alasannya karena Gita Gutawa mampu mewakili sosok Kartini di zaman modern saat ini.

“Saya melihat Gita Gutawa sebagai generasi yang berbeda dengan saya, tapi saya melihat dia adalah sosok anak muda yang mencintai seni. Dia juga selektif memilih lagu dan concern banget sama pendidikan. Mudah-mudahan dari dua generasi yang berkolaborasi ini bisa menjadi inspirasi bagi perempuan,” ungkapnya.

Hanung Bramantyo Galau Soal Bahasa

Pada mulanya Hanung sempat bimbang mengenai bahasa yang akan digunakan dalam film Kartini. Apakah bahasa Jawa atau bahasa Belanda? Di tengah kebimbangannya, Hanung akhirnya memutuskan untuk menggunakan keduanya. Hanung mengaku bahwa ia ingin film Kartini seperti film Lincoln, tanpa merusak nilai yang dibawa oleh film tersebut. Yakni perjuangan Kartini melawan kebodohan dan keterpurukan kaumnya.

Inspirasi Hanung

Membuat film tentang kisah hidup tokoh tertentu jauh lebih sulit ketimbang film biasa. Diperlukan riset yang mendalam. Hanung pun menyadari hal tersebut. Maka dari itu ia banyak membaca buku-buku yang berkaitan dengan filmnya. Salah satu buku yang menginspirasi Hanung ialah buku Panggil Aku Kartini Saja karya Pramoedya Ananta Noer.

Itulah beberapa fakta menarik tentang film Kartini. Kamu sudah nonton belum nih? Komentarnya ya!

Karya yang dimuat ini adalah tanggungjawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi layar.id.
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Juga

Film

Layar.id – Film horor Indonesia terbaru berjudul “Diwe: Hutan Larangan” akan segera menggebrak layar bioskop pada tanggal 4 Januari 2024. Disutradai oleh Bram Ferino...

Film Indonesia

Layar.id – Industri perfilman Indonesia telah banyak melahirkan genre dan alur cerita yang menarik dengan topik yang beragam. Sebagai contoh banyak film yang mengangkat tema...

Film Indonesia

Layar.id – Amazon Prime Video telah memutuskan untuk terus mendukung industri konten lokal dengan mengumumkan rencana peluncuran delapan film Indonesia baru. Dua di antaranya,...

Film Indonesia

Layar.id – Penuh inspirasi, salah satu film indonesia genre drama laga yang berjudul Pengejar Angin ini wajib sobat tonton. Apalagi Qausar Harta Yudana sebagai...

Exit mobile version