Jakarta, Layar.id – Untuk Anda yang mencari tontonan pengisi waktu luang di akhir pekan, rekomendasi karya Tanah Air ‘Pulau Plastik’ kini tersedia di Netflix.
Pulau Plastik adalah film dokumenter yang mengikuti kisah seorang musisi, ahli biologi dan pengacara yang bekerja sama melawan polusi plastik di Indonesia.
Meski telah rilis sejak 22 April, dokumenter yang berfokus pada Pulau Bali ini baru mendarat di Netflix mulai 2 Juni 2022.
Bukan rahasia lagi, bila polusi plastik menjadi masalah yang hingga kini belum menemukan solusi akhir. Adalah Pulau Plastik (Plastic Island), sebuah kampanye kolaboratif untuk mengatasi masalah plastik sekali pakai di Bali dan sekitarnya.
Pulau Plastik memanfaatkan budaya populer dan mencakup kampanye media sosial, pengumuman layanan masyarakat, serial video, dan film dokumenter berdurasi panjang. Bertujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang bahaya plastik sekali pakai, untuk mengubah perilaku masyarakat, dan untuk mengadvokasi perubahan.
Baca juga: Sinopsis Rumah Kuntilanak: Kesedihan Melani Saat Suaminya Tidak Kunjung Pulang
Dokumenter
Indonesia telah mencapai status darurat pencemaran plastik. Sampah plastik sekali pakai terurai menjadi mikro-plastik, memasuki lautan, merusak kehidupan laut dan berakhir di piring kita. Kita harus mengambil tindakan sekarang!
Bergabunglah dengan Gede Robi, Tiza Mafira dan Prigi Arisandi dalam perjalanan mereka untuk menangkap fakta tentang polusi plastik sekali pakai di seluruh Indonesia.
Demikian bunyi deskripsi untuk dokumenter Pulau Plastik, yang mengiktui perjalanan tiga tokoh dengan latar berbeda. Gede Robi adalah vokalis band grunge Navicula Bali, Tiza Mafira adalah pengacara muda dari Jakarta, dan Prigi Arisandi seorang ahli biologi dan penjaga sungai dari Jawa Timur.
Ketiganya mengeksplorasi sejauh mana polusi plastik di Indonesia, bagaimana hal itu telah memasuki rantai makanan dan berdampak pada kesehatan kita. Serta apa yang dapat dilakukan untuk mengatasi krisis polusi plastik.
Dandhy Laksono
Film Pulau Plastik merupakan karya Visinema Pictures, Kopemik, Akarumput dan Watchdoc, atas arahan sutradara Rahung Nasution dan Dandhy Dwi Laksono. Dokumenter ini menceritakan kisah tiga individu dan perjuangan mereka melawan polusi plastik sekali pakai.
Dalam siaran persnya, Dandhy Laksono mengatakan, “Pulau Plastik bukan hanya kolaborasi produser, pembuat film dan karakter film, tetapi juga kombinasi sains, aktivis jalanan, seni dan investigasi dalam videografi. Tim produksi memiliki pengalaman yang luas dalam menangkap isu-isu ekologi dan politik di Indonesia”.
Bagaimana, apakah Anda tertarik untuk menyaksikannya?
Sumber : kompas.com, pulauplastik.org
Foto : berbagai sumber
