Terakhir diperbarui 6 Oktober, 2021
Jakarta, Layar.id – Kopi masih menjadi teman untuk mengisi waktu luang atau mengerjakan tugas. Selain itu, kopi memang cocok jika dipadukan dengan berbagai dan dinikmati pada momen yang beragam.
Popularitas kedai kopi sebagai tempat nongkrong kini bukan hanya sebatas itu. Bahkan kedai kopi menjadi salah satu latar dalam berbagai film.
Adapun beberapa ada yang menciptakan karya film dengan tema kopi. Kita mulai dari karya anak bangsa yang berhasil mengangkat tema kopi menjadi film:
Secangkir Kopi Hitam – 1985
Faktanya, dibandingkan dengan kopi kekinian yang sudah banyak beredar, kopi pahit masih menjadi favorit dan andalan untuk beberapa orang.
Produk ini menjadi judul film yang dimainkan oleh Rina Hasyim, Alex Komang dan Ray Sahetapy.
Secangkir Kopi Hitam mengisahkan mengenai perjuangan hidup Oleh Togar (Alex Komang) yang pergi merantau dari desa di Sumatera Utara ke Jakarta. Walaupun sudah jauh merantau, ternyata Oleh belum berhasil.
Hingga, dia bertemu dengan Buyung yang dimainkan oleh Ray Sahetapy dan mendapatkan bantuan dari temannya sehingga Oleh bekerja sebagai reporter berita.
Oleh mendapatkan banyak masalah karena dia memang tidak memiliki pengalaman di bidang pemberitaan.
Film ini memberikan penggambaran cerita lika-liku kehidupan Oleh yang sepahit kopi hitam.
Biji Kopi Indonesia – 2012
Aroma of Heaven: Biji Kopi Indonesia adalah film dokumenter tentang gambaran miris kopi Indonesia.
Mungkin, selama ini kita merasa bahagia menikmati secangkir kopi di coffee shop. Namun setelah menonton film ini, ada kemungkinan timbul perasaaan yang berbeda.
Sudut pandang yang diambil dari film ini memang cenderung sisi menyedihkan dari dunia perkopian Indonesia.
Baca juga: Setelah 30 Tahun, Cerita “Losmen Bu Broto” Hadir di Bioskop
Meskipun, kita mengerti jika kopi Nusantara sangatlah kaya dengan berbagai macam varietas dengan rasa dan aroma yang berbeda. Dari segi biji, kopi Indonesia memiliki kualitas yang tinggi.
Sebagai kekayaan Nusantara, kopi berhasil dikeruk oleh penjajah pada zaman VOC Pemerintah Hindia Belanda dengan sistem monopoli dan tanam paksa. Bahkan hampir 2/3 pasokan kopi Eropa berasal dari Indonesia.
Namun sedihnya adalah kita yang menanam, merawat, dipaksa tapi tidak bisa meminumnya. Pada masa itu, masyarakat Indonesia hanya minum “teh kawa daun” yaitu seduhan daun pohon kopi, Sayangnya, mereka ingin mencicipi hasil tanaman mereka sendiri, tetapi tidak diperbolehkan.
Namun ada berbagai hal yang lebih menyedihkan, yaitu fenomena ini masih berlangsung sampai sekarang, walaupun tidak separah dulu.
Kopi-kopi Indonesia yang berkualitas baik akan diekspor, sementara kopi yang di Indonesia hanya mengonsumsi kopi berkualitas rendah! Keadaan biji kopi yang rusak, peyot, bahkan busuk, dan ada mencampur dengan biji jagung.
Bahkan, seakan belum cukup, Indonesia mengimpor kopi kualitas rendah dari Vietnam. Wajib nonton film ini untuk mengetahui sisi gelap kopi Indonesia!
Filosopi Kopi – 2015
Selain hadir sebagai tempat nongkrong yang hits di Jogjakarta dan Jakarta, film Filosofi Kopi termasuk hits besar di dunia perfilman Indonesia.
Durasi dari film drama hanya sebentar, yaitu 1 jam 57 menit.
Filosopi Kopi bercerita tentang perjalanan sepasang sahabat, Ben dan Jody duet bersama membentuk kedai kopi yang berfilosofi sehingga keinginan bersama tercapai. Mereka berdua memiliki impian untuk menyediakan kopi terbaik se-Indonesia.
Filosofi dari kopi yang recommended, kopi mana yang terbaik untuk digunakan di kedai, film ini juga menuturkan perjalanan perdamaian Ben dengan masa lalunya, dan itu masih berhubungan juga dengan kopi!
Pemeran dari film ini adalah Chicco Jerikho sebagai Ben dan Rio Dewanto menjadi Jody sangat sukses membawakan karakter yang sesuai dengan karya Dewi Lestari ini.
Saking suksesnya novel dan film Filosofi Kopi, dibuatlah kedai kopi bernama sama:
- Filosofi Kopi Melawai di Kawasan Terpadu Blok M Square, Jl. Melawai 6 No.1, Jakarta Selatan
- Filosofi Kopi Jogja di Jl. Pandhawa No.001/17, Sleman, Yogyakarta
Sehabis menonton filmnya, mungkin Pelayar boleh nyobain kopinya! (Prs/Eve)
Sumber dan foto: berbagai sumber
Karya yang dimuat ini adalah tanggungjawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi layar.id.