Connect with us

Hi, what are you looking for?

Film

Resensi Perjanjian Di Malam Keramat: Spektakuler!

Layar.id – Suzanna dan Sisworo Gautama Putra adalah dua kolaborator tak terpisahkan yang menghiasi sinema Indonesia sejak 1980-an hingga awal 1990-an. Keduanya merupakan duet maut. Suzanna sebagai Ratu Horror nyaris tidak pernah absen dalam film besutan Sisworo Gautama Putra. Dan kolaborasi mereka berakhir pada tahun 1991 seiring dengan mati surinya perfilman Indonesia. Dan kolaborasi terakhir mereka melahirkan sebuah film cult dengan genre komedi penuh aksi spektakuler, alih-alih horror dengan judul Perjanjian Di Malam Keramat.

5 Film Horror Suzanna Ini Bakal Bikin Kamu Merinding di Malam Hari!

Alur Cerita

Keluarga kecil, bahagia, mapan, tinggal di Ibu kota. Sang ayah, Hendro (Clift Sangra) punya karir bagus di tempat kerja sehingga mendapatkan promosi sebagai kepala proyek. Tak hanya promosi jabatan, kantor Hendro juga meghibahkan rumah dinas menjadi milik pribadi dengan bonus cuti tahunan ke Swiss. Kabar ini tentu membuat bahagia istri Hendro, Kartika (Suzanna) dan kedua anaknya.

Sayangnya, Burhan (Piet Pagau) yang merupakan rekan kerja Hendro, iri dengan pencapaian Hendro sehingga berniat untuk menghabisi Hendro. Teddy (Yongky DP), Petrus (Syarief Friant), Mario (Alex Bernard), Vivi (Yenni Farida), serta Tino (Rengga Takengon) akhirnya diutus Burhan untuk menghabisi Hendro.

Perintah Burhan jelas, habisi saja Hendro, jangan istri dan anak-anaknya. Namun Teddy dan kolega malah juga ikut membantai semuanya di rumah Hendro. Sesaat sebelum menghembuskan nafas, Kartika didatangi oleh arwah Bromocorah (Hamid Sopeng) yang ternyata juga ingin menuntut balas karena telah dikhianati Burhan dan Teddy. Dengan memanfaatkan arwah Kartika dan dendamnya terhadap Burhan dan komplotannya, sang Bromocorah mulai menghabisi satu persatu komplotan Burhan.

 

Ulasan Film

Entah apa niat Sisworo Gautama Putra menggarap film terakhirnya ini. Dibilang horror, tanggung. Dibilang slasher juga tanggung. Namun dalam “tanggung” tersebut, malah makin menambah film ini semakin menarik dan spektakuler. Lihat saja penampilan si Bromocorah.

Badan gempalnya terbalut pakaian narapidana lengkap dengan rantai. Dan sebelah tangannya digantikan oleh semacam cakar yang mungkin menginspirasi desainer game Resident Evil dalam mendesain monster Tyrant. Belum lagi penyebutan “Bromocorah” yang lebih banyak dimuat dalam koran kuning ibu kota awal 1990-an untuk menyebut penjahat.

Dan arwah penasaran merasuki arwah penasaran? Tentu merupakan konsep baru yang jarang ditemui di film horror manapun.

Rekomendasi 3 Film Horor Terbaik di Indonesia

Akting Suzanna sebagai Kartika, meski terlihat komikal dalam film ini, malah menambah nilai plus. Selain Ratu Horror, Suzanna juga ternyata Ratu Komedi. Adegan menakut-nakuti musuhnya dengan berjoget saat tubuhnya digergaji. Atau meledek Burhan dengan meminum air accu.

Peran Fitria (Elly Ermawati), guru madrasah yang awalmnya diminta Burhan untuk mengusir arwah Kartika juga tak kalah heboh. Guru madrasah mana yang punya kemampuan seperti cicak dengan merayap di tembok? Spektakuler.

Adegan kematian komplotan Teddy juga membuat mulut ternganga. Arwah penasaran jenis apa yang membalaskan dendamnya dengan mengganti tangan musuhnya dengan capit kepiting? Belum lagi saat Vivi tengah membeli bakso malam-malam. Terlihat jelas di layar, pada gerobak bakso tertulis “Bakso Sorga”.

Soendjoto Adibroto yang juga langganan film garapan Sisworo Gautama Putra juga muncul sejenak dalam film ini sebagai dukun sakti bernama Ki Wongso.

Dan jangan lupa, propaganda pemerintah tentang keluarga bahagia yang ayah dan ibu dengan dua pasang anak putra dan putri semakin menambah keseruan film terakhir Sisworo Gautama Putra.

Dan Burhan, walaupun merupakan penjahat kelas kakap, namun rupanya dia tidak memanfaatkan jabatan di kantor untuk melakukan tindakan korup. Penjahat yang budiman.

Overall, bagi anda penggemar film horror Indonesia, Perjanjian Di Malam Keramat sangat sayang untuk anda lewatkan karena penuh dengan adegan spektakuler yang membuat anda berdecak kagum. Namun jika anda mencari kengerian, jelas film ini bukan untuk anda.

Kengerian film ini malah muncul di akhir film di mana arwah Kartika yang ditenangkan oleh Fitria terbang melayang ke langit.

Karya yang dimuat ini adalah tanggungjawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi layar.id.

Baca Juga

Exit mobile version