Terakhir diperbarui 3 Juni, 2022
BERDASARKAN KISAH NYATA PERSAHABATAN DUA ORANG BERBEDA RAS, UNIVERSAL PICTURES HADIRKAN FILM GREEN BOOK SIAP RILIS NOVEMBER.
Jakarta, Layar.id – Film produksi Participant Media and DreamWorks Pictures’ ini, bakal menyenangkan bagi para penggemar film drama komedi. Berlatar belakang kehidupan nyata dari sebuah persahabatan sejati beda ras bertajuk Green Book.
Viggo Mortensen adalah nominator Academy Award (Eastern Promises, The Lord of the Rings trilogy) dan pemenang Academy Award yaitu Mahershala Ali (Moonlight, Hidden Figures) membintangi film Green Book produksi Participant Media and DreamWorks Pictures’.
Dalam usahanya terjun ke dalam pekerjaan yang sangat dramatis sebagai seorang sutradara, Peter Farrelly mengimani film yang diilhami oleh persahabatan sejati yang melampaui ras, kelas dan garis Mason-Dixon tahun 1962.
PARA KRU DAN PEMERAN
Green Book adalah sebuah film yang diproduseri oleh oleh Jim Burke (The Descendants), Charles B. Wessler (The Heartbreak Kid) bersama rekan penulis Farrelly, Brian Currie dan Nick Vallelonga.
Esekutif produser Jeff Skoll (The Help) dan Jonathan King (Lincoln), bersama dengan Octavia Spencer (Fruitvale Station) dan Kwame L. Parker (Kill Bill series). Juga ada John Sloss (Boyhood) dari Cinetic Media dan Steven Farneth. Linda Cardellini (Brokeback Mountain, The Founder) bintang pembantu.
Drama komedi ini disutradarai oleh Peter Farrelly.
Penulis skenario dipegang oleh Nick Vallelonga, Brian Currie, dan Peter Farrelly .
Dibintangi oleh aktor dan aktris Viggo Mortensen, Mahershala Ali, Linda Cardellini, Sebastian Maniscalco, Dimiter D. Marinov, dan P.J. Byrne.
Film ini bersiap untuk disimak di layar lebar pada 21 November 2018 mendatang.
PLOT CERITA
Ketika Tony Lip (Mortensen), seorang tukang pukul dari lingkungan Italia-Amerika di Bronx, dipekerjakan untuk menjadi sopir Dr. Don Shirley (Ali), seorang pianis Hitam kelas dunia.
Dalam sebuah tur konser dari Manhattan ke Deep South, mereka harus bergantung pada “The Green Book” untuk membimbing mereka ke beberapa perusahaan yang aman bagi orang Afrika-Amerika.
Dihadapkan dengan bahaya rasisme, serta humanisme dan humor yang tidak terduga — mereka dipaksa untuk mengesampingkan perbedaan. Tujuannya adalah untuk bertahan hidup dan berkembang dalam perjalanan seumur hidup.
GREEN BOOK BAGIAN DARI PENDIDIKAN
Green Book terasa sangat mirip dengan sesuatu yang ada di sekolah menengah. Sebagai bagian dari koleksi perpustakaan-perpustakaan sekolah yang berpendidikan.
Green Book dapat digunakan untuk melengkapi taktik guru dalam mengajar, dan mencegah siswa yang gelisah tentang persahabatan dan mengatasi rasisme.
Negara bagian utara di mana rasisme tidak pernah seburuk seperti di Deep South yang menakutkan. Green Book akan menjadi bagian dari pendidikan bahwa menjadi baik adalah cara yang dengan sendirinya menyembuhkan terhadap rasisme .
Dua peran utama dalam film ini memberikan pencerahan, apalagi melihat kejenakaan dua orang yang tidak berbeda ras, namun keduanya menjauhkan stereotipe masing-masing.
BERDASARKAN KISAH NYATA
Green Book dibuat berdasarkan kisah nyata Tony Lip (Viggo Mortensen) dan Dr. Don Shirley (Mahershala Ali).
Mengisahkan pertemanan yang berkembang di antara dua orang yang sangat berbeda ketika Dr. Shirley mempekerjakan Tony sebagai sopir untuk tur konser piano melalui Deep South pada tahun 1962.
Masalahnya adalah Tony, yang berasal dari keluarga Italia tradisional dan memiliki sikap kurang ramah terhadap orang kulit hitam dan terus-menerus berselisih dengan majikannya.
Tetapi, bukan karena rasnya, melainkan karena Dr. Shirley menampilkan dirinya dengan sikap acuh tak acuh yang membuat Tony merasa teralienasi dan bingung.
Sebaliknya, Dr. Shirley mendapati dirinya kesulitan menghadapi sikap kurang ajar Tony. Karena Tony suka mengomel dengan ucapan yang rasis dan tidak mengerti mengapa Tony tidak mengakui hak istimewa yang dimilikinya, terutama di Selatan.
Selama perjalanan mereka, Tony dan Dr. Shirley datang untuk mengenali sisi kemanusiaan bersama. Dengan demikian setidaknya satu pria kulit putih dimenangkan oleh komitmen pria kulit hitam tunggal untuk kehormatan.
Para pemirsa akan menemukan banyak kesenangan dalam film ini, karena Green Book melukis dunia dalam coretan luas moralitas.
Ini adalah kisah yang menyenangkan jika pemirsa, entah bagaimana mampu melihat realitas rasisme yang terjadi saat ini.
Ketika pemirsa meninggalkan bioskop dengan perasaan yang berkaitan dengan cerita Tony membuat pemirsa tidak tersanjung, maka film telah melakukan tugasnya.
Green Book tampil perdana di Toronto International Film Fest sebelum masuk ke biskop tepat pada waktunya untuk jadwal 21 November 2018 mendatang.
Jadi, bersiap untuk menyaksikan drama komedi ini di bioskop. Sekarang, simak dulu trailernya di layar.id
Karya yang dimuat ini adalah tanggungjawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi layar.id.