Terakhir diperbarui 24 Mei, 2023
Layar.id – Ulasan Air Doll (2009), film Jepang dirilis pada tahun 2009 ini mengisahkan boneka seks bernama Nozomi yang secara ajaib bisa hidup layaknya manusia.
Nozomi, setidaknya begitu yang tertera pada boks kemasannya, adalah tokoh utama dalam film karya Hirokazu Kore-eda berjudul Air Doll.
Air Doll mengikuti kisah Nozomi (Bae Doona) yang hidup bersama seorang pramusaji restoran terapung bernama Hideo (Itsuji Itao). Bagi Hideo, Nozomi adalah penyaluran hasratnya setelah seharian bekerja dan mendapatkan makian dari atasan dan pelanggan di tempat kerjanya.
Saat Hideo pergi bekerja, saat itu pula Nozomi mendapatkan kebebasannya. Mulai dari mengapung (karena memang dia terbuat dari plastik) di kamar Hideo yang penuh dengan pernak-pernik tata surya, hingga akhirnya Nozomi memberanikan diri untuk memulai petualangannya di luar kamar Hideo.
Dalam petualangannya, Nozomi bertemu dengan bermacam-macam karakter. Mulai dari anak perempuan yang tinggal bersama ayahnya, seorang resepsionis yang takut akan usia tua, hingga seorang kakek yang merupakan pensiunan guru.
Baca juga: Film Monster (2023), Karya Terbaru Hirokazu Kore-Eda
Namun dari itu semua, pertemuannya dengan Junichi (Arata Iura), seorang pegawai rental video membuat Nozomi semakin yakin jika kehidupan menjadi manusia sangat menyenangkan. Nozomi jatuh cinta pada Junichi.
Terutama saat terjadi kecelakaan di tempat rental video, dimana Nozomi “kempes” karena tak sengaja tertusuk benda tajam. Nozomi diselamatkan oleh Junichi yang meniupkan udara untuk Nozomi melalui bagian pusarnya. Junichi berkata pada Nozomi jika dia juga punya pusar seperti Nozomi. Dan Nozomi makin yakin jika dirinya tak jauh berbeda dengan manusia.
Ulasan Film Air Doll
Ulasan Air Doll, Dunia Hirokazu Kore-eda adalah dunia sederhana. Penuh dengan visual memanjakan mata, namun ada kengerian di dalamnya.
Seperti yang diperlihatkan di film Air Doll, lingkungan tempat tinggal yang menjadi latar cerita tempat ini sederhana, kecil, tertata apik. Berbeda dengan latar film Jepang dengan gang sempit, gedung bertingkat, kereta api, dan cahaya temaram.
Dalam film ini tidak ada pencahayaan yang gelap. Semua natural. Namun karena natural, kesan tentang kesepian semakin terasa. Bahkan mampu membuat dada ini makin sesak.
Music scoring yang digarap oleh Katsuhiko Maeda atau lebih dikenal dengan nama panggung World’s End Girlfriend semakin menambah kesan kesepian lewat dentingan piano yang menyayat.
Tidak ada tokoh jahat di film ini. Yang ada hanyalah perasaan bosan, kesepian, murung, lari dari kenyataan, dan kembali pasrah menerima kenyataan.
Air Doll sendiri bukanlah karya terbaik Hirokazu Kore-eda. Jika disandingkan dengan Shoplifters atau Still Walking, bisa dibilang Air Doll terlalu kitsch atau picisan.
Meski begitu, setiap pemain boleh diacungi jempol. Terutama Bae Doona yang dengan sangat halus memerankan Nozomi hampir sempurna.
Kore-eda terbilang jenius dalam memilih Bae Doona. Terutama masalah aksen. Bae Doona yang merupakan aktris Korea Selatan mampu menghadirkan kesan alien di diri Nozomi lewat aksennya yang tidak biasa.
Secara keseluruhan, film ini jauh dari kata buruk dan sangat layak dinikmati atau mungkin lebih tepatnya diresapi bagi siapa saja yang mencari arti sepi.
Namun sebagai catatan, bersiaplah menyaksikan ending yang akan membuat mulut ternganga.
Foto: Asmik Ace Entertainment
Karya yang dimuat ini adalah tanggungjawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi layar.id.