Connect with us

Hi, what are you looking for?

Film Jepang

Review Lady Snowblood: Film Eksploitasi Beda Rasa

Poster film Lady Snowblood versi Jepang yang rilis pada 1973. Kaji Meiko berperan sebagai Yuki
m.imbd.com

Layar.id – Kiprah Kaji Meiko yang terlahir dengan nama Ota Masako sebagai salah satu Ratu Film Eksploitasi Jepang terbilang panjang. Setelah lulus SMA di Tokyo tahun 1965, Ota Masako langsung menekuni dunia akting. Dia lantas dikontrak oleh Nikkatsu, salah satu rumah produksi terbesar di Jepang.

Ota Masako mendapatkan peran pendukung di film-film keluaran Nikkatsu. Ota lantas mengganti namanya atas saran dari seorang sutradara yang memberinya nama panggung: Kaji Meiko.

Tahun 1970-an, Nikkatsu lebih sering memproduksi Pinku Eiga atau film picisan eksploitasi yang sangat kental dengan adegan-adegan erotis. Enggan terlibat dalam film semacam itu, Kaji Meiko lantas pindah ke studio Toei. Dan disinilah dirinya sering mendapatkan peran sebagai malaikat pencabut nyawa.

Mulai dari berandalan, Yakuza, polisi korup, pemerkosa, tidak ada yang selamat jika harus berhadapan dengannya. Dan peran semacam Femme Fatale masih terbilang langka di Jepang.

Salah satu film Kaji Meiko yang melambungkan namanya sebagai pencabut nyawa hingga ke level dunia adalah Lady Snowblood (Shurayuki-hime) garapan sutradara Fujita Toshiya yang rilis pada 1973.

Sinopsis Lady Snowblood

Jepang, tahun 1874. Di era Meiji ini, Jepang sudah makin terbuka pada dunia, khususnya Barat, mulai dari hubungan perdagangan hingga budaya. Kelas-kelas menengah bermunculan. Dan makin menambah kesenjangan antara yang kaya dan yang miskin.

Saat salju sedang turun, seorang wanita bernama Sayo (Akaza Miyoko), melahirkan anak perempuan di penjara. Anak tersebut diberi nama Yuki. Dalam keadaan sekarat, Sayo menitipkan Yuki ke teman satu sel-nya serta menceritakan kenapa dia bisa dipenjara: dirinya diperkosa oleh empat orang. Suami serta anak laki-lakinya dibunuh. Sayo berhasil membunuh satu dari empat orang tersebut. Namun bukannya dibantu, Sayo malah ditangkap dan dipenjara. 

Dan sebelum menghembuskan nafas terakhirnya, Sayo memastikan kepada temannya tersebut jika Yuki harus dibesarkan untuk satu tujuan: membalas dendam.

Yuki yang masih muda (Maemura Mayumi) kemudian digembleng oleh Dokai (Nishimura Ko), seorang pendeta Buddha yang mengajarkan teknik bertarung serta membunuh semua perasaannya agar menjadi mesin pembunuh berdarah dingin.

 

Saat berusia 20 tahun, Yuki (Kaji Meiko) kemudian pergi mencari 3 dari 4 pembunuh yang tersisa untuk membalaskan dendam keluarganya. 

Baca juga: Sinopsis Drama Once Upon A Crime, Perburuan Sang Gadis

Review Lady Snowblood

Cerita yang maju mundur akan membuat Pelayar kerja keras untuk dapat mengikuti alur film ini. Lengah, maka nasib Pelayar akan sama seperti para penjahat yang dihabisi tanpa ampun oleh Yuki.

Kaji Meiko sangat berhasil menghidupkan tokoh Yuki: cantik, dingin, tidak membiarkan setiap orang untul bisa dekat dengannya, dan tidak punya perasaan karena dirinya memang dididik untuk membalas dendam.

Apa yang dilakukan Yuki sebenarnya sama dengan apa yang dilakukan oleh empat orang penjahat yang telah menghabisi keluarganya. Namun Kaji Meiko mampu menghidangkan tokoh Yuki yang tanpa simpati sehingga Pelayar juga akan dibuat tanpa simpati saat Yuki membantai semua yang menghalangi jalannya.

Secara visual, Lady Snowblood sungguh-sungguh memanjakan mata. Teknologi film tahun 70-an malah membuat film ini berbeda level dengan film-film yang rilis pada tahun yang sama.

Fujita Toshiya juga mampu mengarahkan adegan dengan baik: mana yang harus terus bergerak serta mana yang harus diam serta memadukan montase gambar secara jenius sehingga Pelayar akan lupa jika yang ditonton sebenarnya adalah film eksploitasi.

Dan yang pasti, Lady Snowblood jauh lebih dingin, brutal, dan puitis dibanding tiruannya, Kill Bill garapan Quentin Tarantino yang kemudian tampak seperti karya seorang amatiran. 

Skor 8.5/10. 

Karya yang dimuat ini adalah tanggungjawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi layar.id.

Baca Juga

Film

Layar.id – Fear The Night merupakan judul film yang bergenre action dan thriller yang masih sangat hangat, karena film ini baru tayang pada Juli...

Film

Film Sekelas Azrax Merupakan Mahakarya Terbaik Film Indonesia Layar.id – Azrax, Melawan Sindikat Perdagangan Wanita merupakan film yang lahir tahun 2013. Sutradai oleh Dedi...

Film

Layar.id – Film action saat ngabuburit di Bulan puasa memang menjadi salah satu bagian yang penting untuk mengisi waktu luang. Selain mengisi dengan beragam...

Film Indonesia

Layar.id – Film action dari Indonesia ini pastinya tidak kalah menarik dibandingkan dengan film Hollywood. Kualitas tinggi dalam perfilman bergenre action ini membuat film...

Exit mobile version