Jakarta- Layar.id- Kabar dibukanya kembali bioskop disambut meriah oleh para pekerja seni perfilman. Setelah melewati hari-hari mengurung diri di rumah, tentu saja berita ini menjadi hujan lebat yang mengobati dahaga para sineas Indonesia. Bagaimana tidak, kebijakan pemerintah untuk mengurangi kegiatan juga berdampak pada penghasilan para sineas yang benar-benar menggantungkan kehidupan pada industry hiburan. Lukman Sardi pun ikut berkomentar.
Lukman Sardi berkomentar bahwa berita ini membuatnya senang sekaligus khawatir. Baginya, dibukanya bioskop menjadi pertanda industri perfilman Indonesia akan kembali bangkit. Aktor dari banyak film local ini juga berpendapat bahwa bioskop berbeda dengan tempat hiburan lain, jadi ada kecenderungan protokol kesehatan lebih mudah dijaga. Satu-satunya yang dikhawatirkannya adalah pasar itu sendiri.
Terbukanya bioskop tentu saja bukan tanpa syarat. Demi menjaga kesehatan semua pihak, diputuskan bioskop mesti memotong okupansi hingga 50 sampai 60 persen. Artinya, industri tetap tidak akan berjalan sewajar sebelumnya. Ini akan membuat rumah produksi besar enggan untuk merilis film terbaiknya dikarenakan penonton yang tentu saja masih enggan untuk ke tempat umum.
Hal ini juga berdampak pada produksi kecil yang tentu saja lebih memilih memperhitungkan profit. Akhirnya, dari pada memilih bioskop yang belum tentu memberi keuntungan, wadah digital malah yang akan dipilih untuk menambal biaya produksi. Mulan contohnya, film yang sudah terkenal terlebih dahulu ini juga ditujukan untuk semua umur. Artinya, ada kemungkinan besar film ini bisa menarik kembali penonton. Hal yang sama juga terjadi pada Tenet. Sejak awal kemunculannya, Christopher Nolan terkenal dengan karyanya yang luar biasa. Dengan munculnya film besutannya, Tenet, ada harapan besar agar penggemar mampu meramaikan kembali pasar bioskop, hingga rumah produksi Indonesia pun tak lagi takut untuk melemparkan karya lagi. [cel/ech]
